Membangun Kepemimpinan Murid Melalui Program yang Berdampak Positif
Oleh: Afif Afandi (Calon Guru Penggerak Angkatan 7 Kelas 31 C)
Sebuah tulisan reflektif tentang program yang berdampak pada murid untuk memenuhi tugas koneksi antar materi modul 3.3
Pemikiran reflektif terkait pengalaman belajar
Pendidikan
adalah fondasi penting dalam kehidupan seseorang. Ketika saya belajar cara mengelola
program sekolah yang berdampak pada murid, saya
mendapatkan pengalaman dan juga emosi atau perasaan seperti antusiasme hingga tantangan, dan bahkan
kepuasan.
Pengalaman yang saya
dapatkan adalah bisa belajar tentang cara mengelola program yang berdampak pada
murid. Hal ini bisa diwujudkan dengan belajar tentang cara mengembangkan kepemimpinan
murid, menghubungkannya dengan profil pelajar pancasila, mempelajari lingkungan
yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid dengan melibatkan komunitas yang ada
di lingkungan sekitar.
Salah
satu emosi yang paling mencolok adalah perasaan
antusiasme. Ketika saya pertama kali mendengar tentang
program baru yang menarik, saya merasa
tergugah dan bersemangat. Antusiasme ini mendorong saya untuk belajar lebih giat, berpartisipasi
aktif dalam program, dan meningkatkan keterlibatan dalam proses pembelajaran.
Di
sisi lain, dalam mempelajari materi ini saya juga merasa tertantang karena harus keluar
dari zona nyaman untuk membuat program yang berdampak pada murid. Namun, melalui tantangan ini, saya dapat mengembangkan ketahanan mental,
mengatasi rintangan, dan memperluas batasan kemampuan. Dalam prosesnya, saya merasakan
perasaan bangga dan percaya diri ketika berhasil mengatasi kesulitan yang
awalnya menakutkan.
Selain
itu, ketika mempelajari program sekolah
yang berdampak juga dapat memunculkan perasaan kepuasan. Rasa pencapaian ini
memberi saya motivasi tambahan untuk terus belajar
dan berusaha lebih baik lagi. Ketika saya merasakan
penghargaan dari fasilitator atau teman sejawat perasaan kepuasan ini semakin diperkuat dan
menjadi pendorong untuk berkelanjutan.
Dalam mempelajari
modul ini, tentunya ada hal yang sudah baik dan hal yang perlu diperbaiki dalam
proses belajar. Adapun hal yang sudah
baik dalam proses belajar adalah pemahaman tentang cara mengembangkan kepemimpinan
murid, menghubungkannya dengan profil pelajar pancasila, dan juga mempelajari
lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid. Selanjutnya, untuk hal
yang perlu diperbaiki dalam proses belajar adalah pemahaman tentang peran
komunitas dalam menumbuhkembangkan kepemimpinan murid.
Kemampuan
untuk mengelola program yang berdampak pada murid memiliki keterkaitan dengan kematangan diri pribadi seorang
pendidik. Kematangan diri mencakup kesadaran akan kekuatan dan kelemahan
pribadi, kemampuan mengendalikan emosi, ketekunan, etika profesional, dan
refleksi diri. Dengan memiliki kematangan diri yang tinggi, seorang pendidik
dapat menghadapi tantangan dengan tenang, mengambil keputusan yang tepat,
menghadirkan diri sebagai panutan bagi murid, dan beradaptasi dengan perubahan
yang terjadi dalam konteks pendidikan.
Dengan
demikian, kompetensi dalam mengelola program yang berdampak pada murid secara
langsung mempengaruhi kemajuan belajar murid dan kematangan diri pribadi
seorang pendidik. Keterampilan ini membantu menciptakan pengalaman pembelajaran
yang positif, memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan murid, dan membangun
hubungan yang baik antara pendidik dan murid.
Analisis untuk implementasi dalam konteks CGP
Pembelajaran tentang
cara mengelola program yang berdampak pada murid memang sangat menarik. Namun,
dalam mengimplementasikan pembelajaran ini terkadang saya bertanya tentang Bagaimana program ini memastikan keterlibatan
dan partisipasi aktif dari murid dalam proses pengembangannya? Apakah pendapat
dan kebutuhan murid menjadi pertimbangan utama dalam merancang program ini?
Dalam menjawab pertanyaan
ini, saya pun mencoba untuk mencari jawaban melalui platform LMS maupun sumber lainnya.
Dan saya menemukan jawaban yang menarik bahwa sebagai pendidik kita perlu untuk
melibatkan siswa sebagai student agency dengan memberikan kewenangan
untuk bersuara (voice), memilih (choice), dan memiliki (ownership).
Hemat saya,
kepemimpinan murid atau student agency bisa memberikan kesempatan murid
untuk lebih berkembang. Apalagi jika pendidik menumbuhkembangkan kepemimpinan
murid dengan berdasarkan pada profil pelajar pancasila dan menyediakan
lingkungan yang memiliki karakteristik sesuai dengan kepemimpinan murid.
Adapun karakteristik
tersebut adalah lingkungan yang menyediakan kesempatan untuk murid menggunakan
pola pikir positif dan merasakan emosi yang positif. Lingkungan yang
mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif, arif dan
bijaksana, di mana murid akan menjunjung tinggi nilai-nilai sosial positif yang
berbasis pada nilai-nilai kebajikan yang dibangun oleh sekolah. Lingkungan yang
melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan
akademik maupun non-akademiknya. Lingkungan yang melatih murid untuk menerima
dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan di
sekitarnya. Lingkungan yang membuka wawasan murid agar dapat menentukan dan menindaklanjuti
tujuan, harapan atau mimpi yang manfaat dan kebaikannya melampaui pemenuhan
kepentingan individu, kelompok, maupun golongan. Lingkungan yang menempatkan
murid sedemikian rupa sehingga terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri. Serta,
lingkungan yang menumbuhkan daya lenting dan sikap tangguh murid untuk terus bangkit
di tengah kesempitan dan kesulitan.
Selain itu, pendidik
juga perlu melibatkan komunitas untuk berperan dalam menumbuhkembangkan
kepemimpinan murid. Adapun komunitas ini bisa berupa komunitas keluarga,
komunitas kelas, komunitas sekolah dan komunitas lainnya yang sesuai dengan
kebutuhan siswa.
Dalam membuat program
yang berdampak pada murid, tentunya ada tantangan bagi guru penggerak baik tingkat
sekolah maupun daerah. Tantangan tersebut bisa berupa tantangan keuangan,
tantangan keterlibatan murid maupun komunitas, dan juga tantangan dalam
mengevaluasi atau pemantauan.
Tantangan keuangan
berupa kurangnya sumber daya keuangan dapat membatasi kemampuan program untuk
memberikan layanan yang efektif dan berkualitas kepada murid. Lalu, tantangan
keterlibatan murid dikarenakan beberapa murid mungkin tidak terlibat sepenuhnya
dalam program, tidak aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler, atau tidak mengambil
manfaat maksimal dari program yang ditawarkan. Dan juga tantangan evaluasi dan
pemantauan. Hal ini terjadi jika tidak ada sistem evaluasi yang jelas atau
sumber daya terbatas.
Setiap masalah atau
tantangan pasti ada solusi, dan berikut adalah alternatif solusi untuk ketiga
tantangan diatas.
Solusi tantangan
keuangan bisa dilakukan dengan mencari dana tambahan melalui sponsor, donasi,
atau kerja sama dengan lembaga dan organisasi lain. Mengoptimalkan penggunaan
sumber daya yang ada dengan mengidentifikasi prioritas yang jelas dan
mengalokasikan dana dengan bijak. Dan mengembangkan program penghematan biaya,
seperti menggunakan teknologi digital untuk mengurangi biaya cetak atau
mengadakan pelatihan internal bagi guru untuk mengurangi biaya outsourcing.
Solusi tantangan
keterlibatan murid bisa diselesaikan dengan membangun hubungan yang positif
antara guru/staf dan murid untuk meningkatkan keterlibatan dan motivasi mereka.
Mempertimbangkan minat dan preferensi murid dalam merancang program, sehingga
mereka merasa lebih terlibat dan memiliki kepemilikan terhadap program
tersebut. Serta melibatkan orang tua dan keluarga murid untuk mendukung
partisipasi dan keterlibatan murid dalam program-program tersebut.
Solusi tantangan
evaluasi dan pemantauan bisa dipecahkan dengan menetapkan indikator kinerja
yang jelas dan terukur untuk program tersebut. Menggunakan instrumen evaluasi
yang efektif, seperti survei, wawancara, atau observasi, untuk mengumpulkan
data tentang dampak program pada murid. Dan juga melibatkan tim evaluasi atau
konsultan eksternal jika memungkinkan, untuk membantu melakukan evaluasi yang
objektif dan menyediakan wawasan yang berharga.
Membuat keterhubungan
Pengelolaan
program yang berdampak positif pada murid tentunya memiliki keterkaitan dengan
modul-modul sebelumnya di dalam pembelajaran guru penggerak. Dalam modul paradigma
dan visi guru penggerak, pendidik bisa berperan sebagai pemimpin pengajaran
untuk membuat program yang berdampak positif pada murid sesuai dengan kodrat
murid. Selain itu, pendidik juga bisa membuat program berdasarkan visi menggunakan
alur BAGJA.
Kemudian dalam modul praktik pembelajaran yang berpihak pada murid, pendidik bisa membuat program yang berdampak pada murid berdasarkan kebutuhan siswa dan juga keterampilan sosial emosional siswa. Pendidik juga bisa melakukan coaching untuk supervisi akademik agar program yang dibuat sesuai arah dan tidak menimbulkan masalah di masa mendatang.
Adapun dalam
modul pemimpin pembelajaran dalam pengembangan sekolah, pendidik bisa mengelola
program yang berdampak positif dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Apabila
ditemukan dilema etika dalam membuat program, pendidik bisa menyelesaikannya dengan
mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin.
Penerapan
yang akan saya lakukan dalam mengelola program yang berdampak positif pada
murid adalah membuat perencanaan melalui alur BAGJA. Sehingga saya bisa
berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait seperti murid, wali murid, guru,
kepala sekolah, dan juga komunitas di luar sekolah agar tercipta sinergi dalam
mengelola program. Sehingga program yang dibuat akan bisa memberikan dampak
yang positif bagi murid.
Dalam menerapkan program,
saya akan memperhatikan rincian yang telah direncanakan, melibatkan siswa
secara aktif dalam kegiatan dan memberikan dukungan yang diperlukan. Saya juga
akan memastikan program berjalan sesuai jadwal dan diawasi secara teratur untuk
memastikan kemajuan dan mengatasi masalah yang mungkin muncul.
Setelah program
terlaksana, saya akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program. Saya akan
menggunakan metode evaluasi yang relevan seperti survei, tes, observasi, atau
wawancara. Analisis hasil evaluasi akan saya gunakan untuk mengevaluasi
efektivitas program dan menilai dampaknya pada murid.
Berdasarkan hasil
evaluasi, saya akan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan membuat
rekomendasi untuk penyesuaian program di masa mendatang. Proses evaluasi dan
perbaikan harus menjadi siklus berkelanjutan agar program terus ditingkatkan
dan disesuaikan dengan kebutuhan murid.
Komentar
Posting Komentar