Term 1: Local Culture Material for Y-8 Oak
Bang Ali, The Legendary Governor of Jakarta
Identity
Ali Sadikin (lahir di Sumedang, Jawa Barat, 7 Juli 1927 –
meninggal di Singapura, 20 Mei 2008 pada umur 82 tahun) adalah seorang letnan
jenderal KKO-AL (Korps Komando Angkatan Laut) yang ditunjuk oleh Presiden
Soekarno menjadi Gubernur Jakarta pada tahun 1966.
Ali Sadikin menjadi gubernur yang sangat merakyat dan
dicintai rakyatnya. Karena itu ia disapa akrab oleh penduduk kota Jakarta
dengan panggilan Bang Ali sementara istrinya, Ny. Nani Sadikin, seorang dokter
gigi, disapa Mpok Nani
Gambling Policy
Ali Sadikin berani melegalkan judi. dengan payung hukum, UU
no 11 /1957 yang memungkinkan Pemerintah daerah memungut pajak atas izin
perjudian. Ini terobosan untuk membangun Jakarta . Terlebih dengan anggaran
tahunan yang hanya 66 juta rupiah., dan selalu defisit setiap tahunnya . Kelak
ketika ia meninggalkan kursi Gubernur, bang Ali mewariskan surplus kas sebesar
115 milyar rupiah.
Bang Ali juga menegaskan judi hanya untuk masyarakat Cina,
karena sudah dianggap budaya, juga untuk mereka yang bukan Islam dan orang
asing. Hanya saja ekses sampingan banyak warga pribumi yg beragama Islam yang
ikut main judi. Bang Ali kesal sekali. Kata Bang Ali. “ kalau umat Islam ikut
judi, artinya keIslaman orang itu yang bobrok, bukan Gubernurnya “ .
Goal of Gambling
Policy
Dengan uang judi Bang Ali membangun Jakarta, untuk sekolah
dihabiskan 20 milyar, sampai tahun 1974. Sudah 700 gedung sekolah dibangun. Itu
belum termasuk fasilitas sosial, puskesmas, perbaikan kampung MHT, membeli
bus-bus, memperbaiki shelter. Untuk pembangunan jalan - jalan, menghabiskan
biaya 17 milyar, hampir seperempat dari total pengeluaran pembangunan DKI.
Pada 3 tahun pertama, ia bangun 50 lap terbuka, 70 lapangan
tenis, 4 kolam renang besar, 25 lapangan basket ,12 gelanggang olah raga.
Generasi muda digarap dengan program terpadu pendidikan, kebudayaan, olah raga
dan sebagainya. Maka dibentuk Karang Taruna di tiap kelurahan dan RW.
Transportation Policy
Saat itu ia tahu runyamnya transportasi Jakarta, orang naik
bus dimana saja, turun kapan saja, tidak ada terminal. Ia datang ke Bapenas
minta Bus, dapat pinjaman dari Amerika untuk beli bus sebanyak 500. Lalu dengan
uang ( judi ) ia membeli tambahan 2500 bus. Lalu Bang Ali dirikan terminal
Lapangan Banteng, Grogol, Cililitan, Blok M , Pulo Gadung dan banyak lagi.
Bang Ali Gubernur yg kejam pada tukang becak. Perlahan becak
dihilangkan. “ Saya tidak mau Jakarta kelak jadi seperti Calcuta, India.Dia juga
pernah bersama Komandan Polisi Jakarta, tiba tiba melakukan razia bus - bus,
dan menggiring puluhan bus - bus nakal masuk ke polda . Demikian oplet diatur
menjalani rute ke arah luar kota saja. Jakarta tidak boleh ada oplet. Mungkin
oplet sejenis angkot jaman sekarang.
Prostitution Policy
Selain judi, Bang Ali yg melokalisasi WTS , yakni di kawasan
Kramat Tunggak. Waktu itu daerah Kramat Tunggak masih jauh dan terpencil,
banyak WTS yang berkeliaran di jalan jalan. Saat itu mereka berkeliling dengan
becak , sambil menjajakan dirinya. Disebut becak komplit. Ia diprotes ulama,
dianggap legalkan prostitusi. Kata Bang Ali, harus diaturr, dengan
dilokalisasi, bisa dikontrol dg suntikan berkala.
Journalistic and
Literature Policy
Bang Ali meminta Ciputra melalui Yayasan Jaya Raya untuk
membantu pendirian majalah Tempo, karena kelompok jurnalis ini memiliki
potensi. Lucunya di nomor pertamamya sudah menyentil Gubernur. Kritik
diperlukan. Tapi kritik yg mengada ada saya lawan. Kata bang Ali. Ini
konsekuensi jadi Gubernur, kalau tidak mau dikritik, hangan jadi pejabat
publik.
Bang Ali selalu menganggap kritik punya maksud baik. Ada
yang mengkritik soal judi. Dia anggap baik, maksudnya baik, jangan sampai
Jakarta jadi kota maksiat. Kata Bang Ali, Saya dikritik jadi Gubernur
judi,gubernur maksiat. Biar saja. Mereka tidak paham apa maksud saya.
Untuk dunia sastra. Ajip Rosidi datang.Lalu ia panggil
Ciputra utk pinjamkan 20 juta utk modal pendirian penerbit “ Pustaka Jaya “.
Night Club Policy
Bang Ali dikritik tentang night club, Dia bilang. “ Sebagai
warga kota industry, dagang, jasa. Orang ada capeknya. Biar mereka menghibur
diri. Bang Ali menambahkan, tidak mungkin 5 juta penduduk Jakarta malaikat
semua. Night Club, Pacuan Kuda, Anjing didirikan untuk lapisan yang lebih
berada.
Film Policy
Bang Ali adalah satu satunya Gubernur yg paling peduli
dengan film nasional, menurutnya film telah menjadi kebutuhan masyarakat. Pemda
DKI membangun pusat perfilman di Kuningan, termasuk Sinematek untuk
mendokumentasikan arsip film. Waktu diresmikan Sinematek yg pertama di Asia.
Bahkan waktu itu Hongkong dan Jepang belum ada.
Pada akhir masa jabatannya telah ada 130 gedung bioskop,
bandingkan saat ia pertama menjabat hanya 47 bioskop. Bang Ali mewajibkan semua
bioskop untuk memutar film nasional, bahkan setiap film yang baru release, akan
dipromosikan di balai kota.
Art and Culture
Policy
Bang Ali mendirikan Taman Ismail Marzuki 10 Nov 1968 agar
Jakarta memiliki pusat kesenian dan budaya. Baginya kesenian mesti hidup,
kebudayaan mesti dipikirkan agar hidup. Cita- cita menjadikan Jakarta sebagai
kota budaya sudah ada dalam rencana Induk 20 tahun kedepan. Bang Ali juga yg
mengatakan, sebuah kota dilihat berbudaya apa tidak, dengan melihat jumlah
museum yg dimiliki.
Bang Ali sering ke TIM dadakan, ia senang bergaul dengan
seniman, darinya ia memperoleh inspirasi ide kreatif Jakarta. Seniman bilang
sekolah seni hanya ada di Bandung, Jogja. Masa di Jakarta tidak ada ? Lalu ia
mendirikan LPKJ yang menjadi IKJ.
Health Service
Salah satu usaha mencapai keadilan sosial adalah menciptakan
kesempatan setiap warga memperoleh derajat pelayanan kesehatan yang layak.
Sampai akhir masa jabatan sdh ada 243 Puskesmas. Disetiap kelurahan harus ada
Puskesmas, 2 - 3 Puskesmas dengan masing masing 2 dokter. Pemda DKI membantu RS
swasta dan Pemerintah, guna menutupi kekurangan peralatan serta subisidi bagi
yang tidak mampu. Bang Ali, menentukan tarif. Kelas satu, Kelas Dua, Kelas
tiga, -kelas umum, lalu pegawai negeri dan pensiunan. Kelas empat Gratis
Soekarno’s Message
Bertepatan 10 tahun Bang Ali menjadi Gubernur. Ia meminta
Presiden Soeharto meresmikan Balaikota yg bertingkat 23. Ia teringat pesan Bung
Karno, supaya jangan membangun gedung yang lebih tinggi di sekitar Monas. Ia
teringat mimpi - mimpi Bung Karno yang berkhayal air mancur di tengah kota,
hotel hotel megah, tempat rekreasi, museum dan art gallery.
Bang Ali selalu menyebut ini ketika meresmikan pasar Senen,
Taman Ancol sampai Hotel hotel berbintang. Tentang Ancol, itu ide Bung Karno.
Suatu hari ia dipanggil , untuk mengubah daerah rawa dan jin buang anak, jadi
tempat wisata.
Jakarta Fair
Sejak1968 dibuat perayaan HUT DKI secara rutin. Perayaan
besar-besaran di seluruh kota. Bang Ali terinspirasi oleh Carnaval Rio de
Janeiro. Katanya, “ Biar rakyat kecil terhibur, mereka tidak bisa bersenang
senang di Night Club. Mereka harus ada hiburan “ , setiap ulang tahu Jakarta,
jalanan Thamrin ditutup sampai Monas. Semua warga Jakarta tumpah berbaur
disana.
Kebiasaan Bang Ali, pada malam 21 ke 22 Juni tepat pukul
24.00, ia bersama istri muncul di panggung berteriak’ Hidup Jakarta ".
Bang Ali bilang ia ingin menghibur rakyat yg tinggal di kampung kumuh. Menarik
mereka keluar rumah menghirup udara segar dan bergembira. Bang Ali senang jika
ada warga yang gelar tiker, sambil makan kacang di pinggiran taman Jalan
Thamrin.
End of Power
Ketika Bang Ali turun. Kepergiannya ditangisi oleh warga
Jakarta. Barang kali ini satu satunya Gubernur yang dicintai oleh warganya.
Oleh IAIN Ia dianugrahkan gekar Al Bani yang artinya Bapak pembangunan ibu
kota. Ia membantu gedung, perpustakan dan asrama mereka.
Ketika awal menjabat jumlah Mesjid di Jakarta 600, dan tahun
1977 sudah menjadi 1070, Jumlah mushola jumlahnya 3500, telah menjadi 4500.
Sebagai Gubernur yang melegalisasi judi, pada saat perpisahannya. Bang Ali
mendapat penghargaan lencana emas dari ketua MUI Jakarta.
R.I.P
Ali Sadikin, meninggal dunia dalam usia 82 tahun, Selasa 20
Mei 2008 pukul 17.30 WIB di RS Gleneagles, Singapura. Letnan Jenderal TNI
KKO-AL (Purn), itu meninggal setelah dirawat selama sebulan di RS tersebut.
Komentar
Posting Komentar