Cerita Ramadhan 9# Sepervisi Akademik Melalui Praktik Mengajar dengan Menerapkan Pembelajaran Berdiferensiasi dan Keterampilan Sosial Emosional
Menginjak
hari ke sembilan di bulan puasa yang jatuh pada tanggal 31 Maret 2023, saya
memiliki agenda Pendampingan Individu 4 dalam Program Calon Guru Penggerak.
Pendampingan Individu ini berupa supervisi dan coaching pengajar praktik pada
CGP di kelas selama proses belajar mengajar. Sebelum melakukan proses
pengajaran, Pendamping melakukan coaching pra observasi terlebih dahulu. Baru
setelah itu, saya mengajar di kelas dengan supervisi oleh Pengajar Praktik.
Dalam proses
belajar mengajar materi IPA tentang zat tunggal dan campuran, untuk menciptakan
suasana yang nyaman di kelas dan memandu jalannya pembelajaran secara efektif.
Saya menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dengan disertai pembelajaran
keterampilan sosial emosi.
Pembelajaran
berdiferensiasi dan penggunaan keterampilan sosial dan emosional dapat saling
melengkapi dan meningkatkan efektivitas pembelajaran. Ketika guru memperhatikan
kebutuhan siswa secara individu dan menyusun strategi pembelajaran yang sesuai,
siswa akan merasa dihargai dan terdorong untuk belajar lebih baik. Selain itu,
penggunaan keterampilan sosial dan emosional juga dapat membantu siswa belajar
secara efektif. Misalnya, siswa yang memiliki kemampuan mengelola emosi dengan
baik akan lebih mampu mengatasi stres dan kecemasan yang mungkin muncul dalam
proses belajar-mengajar. Siswa yang memiliki keterampilan memecahkan masalah
juga akan lebih mudah menghadapi tugas-tugas yang kompleks dalam pembelajaran.
Namun, untuk
menerapkan strategi pembelajaran berdiferensiasi dan mengembangkan keterampilan
sosial dan emosional, diperlukan kerjasama antara guru, siswa, dan orangtua.
Guru perlu memperhatikan kebutuhan siswa secara individu dan memfasilitasi
pengembangan keterampilan sosial dan emosional. Siswa perlu terbuka untuk
belajar dan menerapkan keterampilan sosial dan emosional dalam kehidupan
sehari-hari. Orangtua juga perlu mendukung pembelajaran anak dengan mengajarkan
keterampilan sosial dan emosional di rumah.
Dalam
kesimpulannya, pembelajaran berdiferensiasi dan penggunaan keterampilan sosial
dan emosional sangat penting dalam proses belajar-mengajar. Keduanya dapat
saling melengkapi dan meningkatkan efektivitas pembelajaran. Namun, diperlukan
kerjasama antara guru, siswa, dan orangtua untuk menerapkan strategi
pembelajaran berdiferensiasi dan mengembangkan keterampilan sosial dan
emosional secara optimal.
Setelah
selesai mengajar dan memulangkan anak-anak, selanjutnya pengajar praktik
melakukan coaching pasca observasi. Alhamdulillah, dari coaching ini ada
beberapa masukan yang bisa saya perbaiki terkait dengan pembuatan indikator dalam
RPP, manajemen waktu dalam mengajar, dan teknik mindfulness di dalam kelas. Pengajar
praktik juga menanyakan perasaan setelah mengajar, dan saya menjawab bahwa
rasanya sudah lega dan gembira karena sudah selesai melewati satu tahap dan
tinggal fokus ke tahap lainnya.
Komentar
Posting Komentar