Gambar: Adegan Coaching antara Coach dengan Coachee dan Observer
Whitmore
(2003) mendefinisikan coaching sebagai kunci pembuka potensi seseorang
untuk untuk memaksimalkan kinerjanya. Coaching lebih kepada membantu
seseorang untuk belajar daripada mengajarinya. Sejalan dengan pendapat para
ahli tersebut, International Coach Federation mendefinisikan coaching
sebagai“…bentuk kemitraan bersama klien (coachee) untuk
memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses
yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif.”
Pengalaman dalam belajar
materi coaching tentunya sangat menyenangkan. Apalagi di modul 2.3 ini, kita
bisa belajar bersama dengan rekan guru penggerak lainnya untuk melakukan
simulasi coaching. Hal ini semakin menambah semangat saya untuk belajar
coaching. Hal baik yang sudah saya
pelajari terkait materi coaching adalah saya bisa saling berbagi dengan coachee,
untuk membantu menyelesaikan masalah yang dialami coachee tanpa menggurui dan
melabeli coachee. Adapun hal yang perlu saya perbaiki dalam melakukan coaching
adalah kemampuan untuk menggali lebih dalam atau memberikan pertanyaan berbobot
pada coachee. Kemudian keterkaitan kompetensi dan kematangan diri dari materi
ini memberikan saya kepercayaan diri ketika melakukan coaching karena sudah
mendapatkan ilmunya.
Keterampilan
coaching sangat erat kaitannya dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin
pembelajaran. Seorang pemimpin pembelajaran yang efektif harus mampu mengidentifikasi
kebutuhan pengembangan individu dalam organisasi, mengembangkan program
pengembangan kompetensi yang relevan, serta memberikan bimbingan dan dukungan
kepada para karyawan dalam mencapai tujuan pengembangan mereka.
Dalam
hal ini, keterampilan coaching menjadi sangat penting karena seorang pemimpin
pembelajaran yang baik harus dapat berkomunikasi dengan baik dan memberikan
umpan balik yang konstruktif dan berorientasi pada solusi. Keterampilan
coaching juga memungkinkan pemimpin pembelajaran untuk memotivasi dan
membimbing karyawan dalam mengembangkan keterampilan dan kemampuan baru,
sehingga dapat memberikan dampak positif bagi organisasi.
Ada beberapa tantangan yang mungkin dihadapi dalam
melakukan coaching di sekolah dan masyarakat, antara lain:
· Perbedaan kebutuhan individu:
Setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda, baik dalam lingkungan sekolah
maupun masyarakat. Oleh karena itu, seorang coach harus mampu memahami
perbedaan tersebut dan memberikan bimbingan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan
individu.
· Tantangan komunikasi: Coaching
memerlukan komunikasi yang efektif antara coach dan coachee. Namun, dalam
lingkungan sekolah dan masyarakat, bahasa, budaya, dan latar belakang dapat
menjadi tantangan dalam berkomunikasi secara efektif.
· Resistensi terhadap perubahan:
Beberapa individu mungkin tidak siap untuk melakukan perubahan dalam kehidupan
mereka, bahkan jika bimbingan coaching diberikan. Tantangan ini dapat timbul
dalam lingkungan sekolah dan masyarakat di mana kebiasaan dan budaya yang lama
masih melekat.
Untuk mengatasi
tantangan-tantangan ini, seorang coach harus memahami lingkungan tempat dia
bekerja dan dapat mengadaptasi metode dan teknik coaching sesuai dengan
kebutuhan individu dan institusi. Selain itu, coach juga perlu berkomunikasi dengan
baik melalui penggunaan alur TIRTA, hadir penuh, mendengarkan dengan aktif, dan
berusaha untuk memberikan pertanyaan yang berbobot atau mendalam. Kemudian,
coach juga harus dapat membangun hubungan yang kuat dengan individu atau
kelompok yang dilayani, sehingga dapat mengembangkan kepercayaan dan rasa
saling menghargai yang menjadi dasar dari coaching yang efektif.
Pengalaman masa lalu dalam
melakukan coaching adalah ketika saya menjadi coach bagi peserta didik di kelas
4. Di awal tahun pembelajaran, salah satu walimurid siswa memberitahu saya
bahwa anaknya kurang percaya diri di kelas. Kemudian saya mencoba untuk berkomunikasi
dengan anak tersebut, akhirnya saya mencoba untuk memberikan kepercayaan lebih
pada anak tersebut. Sehingga pelan-pelan kepercayaan dirinya mulai terpupuk. Namun
dalam penerapan coaching di masa lalu, saya belum sepenuhnya menggunakan alur TIRTA
karena belum mengenal konsep tersebut. Kemudian terkait dengan penerapan
coaching dan supervisi di masa mendatang, saya akan menerapkan coaching untuk
mengembangkan kompetensi bagi guru lain.
Coaching memiliki hubungan
yang erat dengan peran guru penggerak dan pembelajaran berdiferensiasi serta
kompetensi sosial emosional. Coaching adalah suatu proses yang memungkinkan
seseorang untuk mencapai potensi penuhnya, dengan bantuan dan dukungan dari seorang
pelatih atau coach.
Dalam konteks pendidikan,
seorang guru yang berperan sebagai penggerak memiliki tanggung jawab untuk
memotivasi dan menginspirasi siswa untuk mencapai tujuan akademik dan
non-akademik mereka. Melalui coaching, seorang guru penggerak dapat membantu
siswa dalam mengidentifikasi tujuan mereka, mengembangkan rencana tindakan, dan
memberikan umpan balik yang konstruktif untuk membantu siswa mencapai tujuan
mereka.
Pembelajaran berdiferensiasi
adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menyesuaikan metode, materi, dan
evaluasi dengan kebutuhan dan preferensi siswa. Coaching dapat membantu guru
dalam memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan belajar individu
siswa, sehingga mereka dapat menyesuaikan pengajaran mereka secara efektif dan
memberikan dukungan yang dibutuhkan oleh setiap siswa.
Kompetensi sosial emosional
meliputi keterampilan seperti kemampuan mengelola kesadaran diri, kesadaran
sosial, manajemen diri, dan kemampuan mengambil keputusan yang
bertanggungjawab. Coaching dapat membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan
ini melalui pemberian umpan balik yang konstruktif dan dukungan untuk mengatasi
tantangan dan kesulitan yang terkait dengan keterampilan sosial emosional.
Dengan demikian, coaching
memiliki hubungan erat dengan peran guru penggerak dan pembelajaran berdiferensiasi
serta kompetensi sosial emosional, karena coaching dapat membantu guru dalam
membantu siswa mencapai potensi penuh mereka dan mengembangkan keterampilan
yang dibutuhkan untuk sukses dalam kehidupan akademik dan non-akademik.
Komentar
Posting Komentar