Menjadi Pemimpin yang Beretika dengan Menguasai Konsep Pengambilan Keputusan Berbasis Kebajikan
Rangkuman dan Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Guru Penggerak; Pengambilan Keputusan Berdasarkan Kebajikan Sebagai Pemimpin
Gambar 1. Guru sebagai pemimpin pembelajaran
Sebagai
pemimpin, pengambilan keputusan adalah salah satu tugas utama yang harus
dilakukan. Seorang pemimpin yang baik harus mampu memahami keterkaitan antara
segala sesuatu dan dampak dari setiap keputusan yang diambilnya. Hal ini akan
membantu pemimpin untuk membuat keputusan yang lebih bijak dan berkelanjutan,
serta memastikan bahwa keputusan yang diambilnya tidak merugikan lingkungan dan
masyarakat di sekitarnya.
Dalam
praktiknya, pemimpin yang mengambil keputusan dengan mempertimbangkan filosofi
Ki Hajar Dewantara dan Pratap Triloka akan lebih cenderung memperhatikan
kepentingan bersama dan berusaha mencapai tujuan yang lebih besar daripada
kepentingan pribadi. Pemimpin yang
demikian juga akan lebih mampu memotivasi bawahannya untuk mengembangkan
potensi mereka secara optimal dan menjadi individu yang lebih baik.
Selain
itu, dalam mengambil keputusan, pemimpin juga perlu memperhatikan nilai-nilai
yang tertanam dalam dirinya. Nilai-nilai tersebut membentuk prinsip-prinsip
yang menjadi acuan dalam mengambil keputusan, baik secara sadar maupun tidak
sadar. Ketika kita memiliki nilai-nilai yang kuat, maka kita cenderung memilih
prinsip-prinsip yang sejalan dengan nilai-nilai tersebut dalam mengambil
keputusan. Sebaliknya, jika kita tidak memiliki nilai-nilai yang jelas, maka
kita cenderung tidak memiliki prinsip-prinsip yang konsisten dalam mengambil
keputusan.
Contohnya,
jika kita memiliki nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan, dan empati, maka
dalam mengambil keputusan kita cenderung memilih prinsip-prinsip yang
berlandaskan nilai-nilai tersebut. Sebagai contoh, dalam kasus kecurangan, kita
cenderung untuk memilih untuk memberitahukan pihak yang berwenang karena nilai
kejujuran yang kita anut.
Dalam penerapannya, pengambilan keputusan merupakan keterampilan penting yang
dapat diterapkan dalam banyak aspek kehidupan, termasuk dalam konteks
pembelajaran. Coaching atau bimbingan yang diberikan oleh coach dapat membantu
coachee untuk mengembangkan kemampuan pengambilan keputusan yang efektif.
Setelah
keputusan diambil, penting bagi coachee untuk mengevaluasi apakah keputusan
tersebut efektif atau tidak. Dalam sesi coaching, coach dapat membantu coachee
untuk merefleksikan pengambilan keputusan mereka dan mengeksplorasi apakah
masih ada pertanyaan atau ketidakpastian dalam diri mereka tentang keputusan
tersebut. Mereka juga dapat membantu coachee dalam mengevaluasi hasil dari
keputusan yang diambil dan membantu siswa dalam membuat perubahan jika
diperlukan.
Pengaruh Pengambilan Keputusan Bagi Pendidik
Kemampuan
guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya dapat berpengaruh
signifikan terhadap pengambilan keputusan dalam situasi dilema etika. Dalam
banyak kasus, dilema etika memerlukan keputusan yang kompleks dan sulit
diambil, yang membutuhkan guru untuk mengambil keputusan yang didasarkan pada
pertimbangan moral dan etika.
Guru
yang memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola dan menyadari aspek sosial
emosionalnya akan lebih mampu memahami perasaan dan perspektif siswa, serta
mengambil keputusan yang mempertimbangkan dampaknya pada siswa secara
keseluruhan. Guru yang memiliki kepekaan sosial emosional yang baik juga
cenderung lebih mampu mengenali dan memahami situasi dilema etika, serta dapat
mengambil keputusan yang lebih tepat dan sesuai dengan nilai-nilai moral dan
etika.
Pembahasan
studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai
yang dianut seorang pendidik melalui refleksi nilai-nilai, penerapan kode etik
profesi, diskusi dengan rekan kerja, dan konsultasi dengan ahli etika. Dalam
situasi dilema etika, pendidik harus mempertimbangkan dan menerapkan
nilai-nilai moral dan etika yang dianut dalam profesi mereka untuk memastikan
keputusan yang mereka ambil sesuai dengan nilai-nilai tersebut.
Pengambilan
keputusan yang tepat memang sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang
positif, kondusif, aman, dan nyaman. Salah satunya adalah dengan cara berpikir
jangka panjang: Pertimbangkan dampak keputusan jangka panjang. Hal ini akan
membantu dalam memilih
keputusan yang paling tepat untuk menciptakan lingkungan yang positif,
kondusif, aman, dan nyaman. Selain itu, kita harus mempertimbangkan kepentingan
semua pihak yang terlibat: Jangan hanya mempertimbangkan kepentingan sendiri.
Pertimbangkan kepentingan semua pihak yang terlibat dalam keputusan, seperti
keluarga, teman, rekan kerja, atau masyarakat di sekitar.
Pengambilan
keputusan yang tepat dalam konteks pembelajaran dapat sangat mempengaruhi
kemampuan murid-murid dalam mencapai potensi mereka. Setiap murid memiliki
kebutuhan dan gaya belajar yang berbeda-beda, dan sebagai pemimpin
pembelajaran, penting untuk memahami perbedaan ini dan memutuskan strategi
pembelajaran yang tepat untuk setiap murid.
Keputusan
pembelajaran yang tepat dapat mempengaruhi masa depan murid secara signifikan.
Jika murid-murid mendapatkan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan
potensi mereka, mereka akan lebih termotivasi dan mampu mencapai hasil yang
lebih baik. Ini dapat mempengaruhi prestasi akademik mereka, pilihan karir, dan
kesuksesan mereka dalam kehidupan.
Oleh
karena itu, sebagai pemimpin pembelajaran, penting untuk mempertimbangkan
dengan hati-hati keputusan pembelajaran dan memilih strategi yang tepat untuk
setiap murid. Hal ini dapat membantu memperbaiki kesenjangan dalam
pembelajaran, meningkatkan motivasi dan keterlibatan murid, dan memberikan
pengalaman pembelajaran yang memerdekakan bagi murid-murid kita.
Dalam
kesimpulannya pengambilan keputusan berbasis kebajikan dengan memperhatikan
filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, peran, nilai, dan visi guru penggerak,
serta budaya positif dapat membantu menciptakan pendidikan yang lebih bermakna,
memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, serta membentuk generasi yang
berakhlak mulia dan berkualitas.
Selain
itu, secara
keseluruhan, pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran sosial dan emosional,
serta coaching dapat membantu individu dalam meningkatkan kemampuan mereka
dalam mengambil keputusan yang tepat dan efektif. Dengan mengintegrasikan
ketiga hal ini dalam proses pengambilan keputusan, individu dapat menghasilkan
keputusan yang lebih bijak dan lebih efektif, serta menghindari kesalahan atau
keputusan yang tidak tepat.
Refleksi Diri tentang Konsep Pengambilan Keputusan
Dalam
mengambil keputusan kita harus bisa membedakan antara dilema etika dan bujukan
moral. Selain itu, kita harus mempertimbangkan 4 paradigma pengambilan
keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan
keputusan. 4 paradigma pengambilan keputusan adalah:
1. Individu
lawan masyarakat (individual vs community),
2. Rasa
keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy),
3. Kebenaran
lawan kesetiaan (truth vs loyalty),
4. Jangka
pendek lawan jangka panjang (short term vs long term).
Sementara,
3 Prinsip pengambilan keputusan yaitu; Berpikir Berbasis Hasil Akhir
(Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), dan
Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking).
Dalam
mengambil keputusan, kita juga harus memperhatikan sembilan langkah pengujian
keputusan yang diambil:
1. Mengenali
ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.
2. Menentukan
siapa yang terlibat dalam situasi ini.
3. Kumpulkan
fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.
4. Pengujian
benar atau salah. Ada uji legal, uji regulasi/standar profesional, uji intuisi,
uji publikasi, dan uji panutan/idola.
5. Pengujian
Paradigma Benar lawan Benar.
6. Melakukan
Prinsip Resolusi.
7. Investigasi
Opsi Trilema.
8. Buat
Keputusan.
9. Lihat
lagi Keputusan dan Refleksikan.
Hal-hal
yang menurut saya di luar dugaan dalam
mengambil keputusan adalah ketika mengambil keputusan dari dilema etika berbasis kepedulian daripada
memperhatikan peraturan yang berlaku. Sungguh,
diperlukan analisa yang mendalam dan pencarian fakta-fakta yang relevan sesuai
denga langkah-langkah pengambilan keputusan agar keputusan yang diambil tidak
mencederai hak orang lain.
Sebelum
mempelajari modul ini, saya pernah menerapkan pengambilan keputusan sebagai
pemimpin dalam situasi moral dilema. Di mana ada seorang siswa yang berbuat
curang dalam ujian matematika. Sehingga yang saya lakukan adalah memberikan
pengurangan nilai dalam pelajaran tersebut. Perbedaan keputusan yang saya ambil
dengan yang saya pelajari dari modul ini adalah sekarang saya bisa mengambil
keputusan berbasis kepedulian dengan meminta siswa tersebut untuk ujian ulang.
Modul
tentang konsep pengambilan keputusan sangatlah memberikan dampak yang besar
bagi saya, karena sebelum mempelajari materi ini saya tidak begitu tahu tentang
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengambil keputusan. Namun setelah
mempelajari modul ini, saya mendapatkan pencerahan untuk bisa mengambil
keputusan berdasarkan kebajikan-kebajikan dengan paradigma, prinsip, dan
langkah-langkah yang telah diajarkan.
Sebagai
seorang individu, mempelajari topik pengambilan keputusan sesuai kebajikan
sangat penting karena dapat membantu kita membuat keputusan yang tepat dan
etis. Kita seringkali dihadapkan dengan pilihan-pilihan yang sulit dan
memerlukan pertimbangan yang matang sebelum memutuskan langkah apa yang akan
diambil. Dalam mempertimbangkan keputusan, kita juga perlu memperhatikan
nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang kita anut sebagai individu, sehingga
keputusan yang diambil dapat memberikan dampak positif bagi diri sendiri maupun
orang lain.
Sebagai
seorang pemimpin, kemampuan untuk membuat keputusan yang tepat dan sesuai
dengan kebajikan sangatlah penting. Seorang pemimpin harus dapat
mempertimbangkan kepentingan banyak pihak, seperti organisasi, karyawan,
pelanggan, dan masyarakat secara luas. Keputusan yang diambil oleh seorang
pemimpin juga dapat berdampak signifikan terhadap organisasi dan orang-orang
yang dipimpinnya, sehingga sangat penting untuk memastikan bahwa keputusan
tersebut sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip kebajikan yang dianut.
Dalam
keduanya, baik sebagai individu maupun pemimpin, mempelajari topik pengambilan
keputusan sesuai kebajikan akan membantu kita untuk membuat keputusan yang
benar dan bertanggung jawab, serta dapat memberikan dampak positif bagi diri
sendiri, organisasi, dan masyarakat secara luas.
Mantap Pa Afif
BalasHapusTerimakasih, Bu Ina. Semoga Sehat Selalu
BalasHapusLanjut Pak Afif, Semangat!!
BalasHapusSama sama bu eka, sampai berjumpa di temu penulis 2
HapusSangat inspiratif....
BalasHapusTerimakasih Bu Sukmi
HapusKereeen,sangat penting bagi pendidikk zaman now...semangat terus pak afiff
BalasHapusTerimakasih Pak Edmu, semoga kita semakin semangat untuk berkarya
Hapus