Mantra Kedua Bagi Penulis Pemula, Writing is My Passion

 

Judul                : Mantra Kedua Bagi Penulis Pemula, Writing is My Passion

Resume Ke      : 2

Gelombang      : 28

Tanggal            : 11 Januari 2023

Tema                : Menjadikan Menulis Sebagai Passion

Narasumber     : Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd

Moderator        : Widya Setianingsih, S.Ag.



Sayup-sayup suara adzan terdengar dari kejauhan. Dering notifikasi di hanphone bersahut-sahutan meronta untuk dibuka. Namun, Damar meletakkan handphonnya di meja dan beranjak untuk melangkahkan kaki menuju Masjid untuk menjalankan sholat Isya.

Hati pun tenang selepas menjalankan kewajiban. Lalu damar membuka notifikasi di handphonnya, ternyata sudah ada ratusan chat di group Komunitas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) yang menunggu untuk dibaca. Bukan tanpa alasan ada banyak notifikasi di group karena hari ini di KBMN ada kelas menulis kedua yang dibawakan oleh Bu Widya Setianingsih, S.Ag sebagai moderator. Adapun yang bertindak sebagai narasumber adalah Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd. alias Bunda Kanjeng. Beliau merupakan ratu antologi, penulis,, motivator, dan founder PMA Literasi Istikamah.

“Pernahkan sahabat sekalian melakukan sesuatu hal dengan rasa senang? Melakukan sesuatu hal dengan rasa cinta? Ya itulah passion” Bu widya membuka kelas dengan pertanyaan dan jawaban.

Mulai terbayang dalam kepala Damar bahwa passion atau rencana merupakan kecenderungan yang kuat terhadap suatu aktivitas yang digemari oleh seseorang.

“Hari ini kita akan menumbuhkan passion kita dalam menulis. Bersama Bunda hebat idola saya, bunda Kanjeng😘Dalam tema MENJADIKAN MENULIS SEBAGAI PASSION” ucap moderator.

Damar pun semakin tertarik mengikuti sesi kedua ini karena hari ini dia akan belajar passion dalam menulis. Dia berpikir bahwa materi passion inilah yang bisa menjadi jawaban atas naik turunnnya kemauan untuk menulis.

Sambil menyeruput kopi yang ada di samping laptopnya. Damar pun membuka materi berbentuk ppt powerpoint yang dikirimkan oleh moderator. Template materinya sangatlah estetis sehingga membuat Damar semakin tertarik membaca.

Writing is My Passion, begitulah judul materi yang tertera. Passion adalah satu gairah yang dimiliki semua orang. Bagaimana kita menjaga passion dan menyalurkannya menjadi sesuatu yang ingin dan ingin lagi sehingga tak pernah padam. Begitu juga dengan proses menulis. Ketika kita sudah menjadikan sebagai rencana, maka giat menulis tidak akan padam. Karena sudah menjadi kebutuhan bukan beban. Jadi ketika belum menulis ada sesuatu yang kurang.

Bunda Kanjeng selaku narasumber mengawali materinya dengan sebuah pertanyaan, yaitu mengapa menulis menjadi passion yang menjanjikan? Beliau menjawab bahwa kemampuan menulis dipandang sebagai indikator intelektualitas dan kematangan berpikir. Selain itu, hingga saat ini profesi penulis adalaah salah satu pekerjaan yang sangat dihargai dan dihormati secara sosial.

Setelah itu, Bunda kanjeng memotivasi pembaca bahwa motivasi penulis sesuai dengan hadits nabi yang menyatakan bahwa sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang paling bermanfaat untuk manusia lain.

“Memang benar juga, jika ingin memberi manfaat bagi orang lain kita bisa melakukannya melalui pemikiran yang kita tuliskan”, ucap Damar dalam hati.

Damar semakin tertarik untuk mengikuti presentasi yang diberikan Bunda Kanjeng. Ia lalu membuka slide presentasi berikutnya yang berisi langkah-langkah menjadi penulis yang baik.

“Untuk menjadi seorang penulis yang baik, kita perlu membaca banyak buku baik yang bersifat general (umum) maupun spesifik (misalnya sesuai dengan background akademik atau interest pribadi kita). Hal ini penting karena ide dan gagasan seringkali muncul saat kita mendialektikakan bahan bacaan yang kita baca dengan bacaan orang lain atau dengan diri kita sendiri. Bila diperlukan, ada baiknya kita memiliki mentor menulis yang tepat. Baik secara langsung maupun apa yang kita lihat dan baca di media” tulis Bunda Kanjeng dalam slidenya.

Selesai membaca slide ini, kantuk mulai datang. Damar pun menyeduh kopi yang mulai dingin. Pahit kopi yang dirasa membuat mata mulai terbuka lebar tak sabar untuk membaca slide berikutnya.

Writing preparation, begitu judul slide ini. Bunda Kanjeng menjelaskan bahwa ada lima tahap untuk melakukan persiapan dalam menulis. Pertama adalah menggali dan menemukan gagasan/ide. Pada tahap ini penulis bisa mengamati kejadian atau peristiwa yang terjadi, berimajinasi, dan membaca sumber pustaka. Untuk mempermudah ide muncul, penulis juga bisa melakukan brainstorming.

Setelah menentukan gagasan/ide, penulis perlu menentukan tujuan menulis, genre yang diikuti serta target segmen pembaca. Sasaran pembaca akan menjadi bahan pertimbangan penting dalam menentukan warna tulisan. Selain itu, penulis harus memastikan bahwa tulisan yang dihasilkan akan marketable.

Ketiga, menentukan topik. Jika tulisan penulis sasarannya adalah orang tua (manula), maka penulis bisa menentukan tulisan misalnya dengan topik “Hidup sehat di usia senja”.

Keempat, membuat outline atau gambaran materi yang akan ditulis. Menulis outline cukup dengan garis besarnya saja.Karakteristik outline yang baik memiliki kesederajatan yang logis, kesetaraan struktur, kepaduan, dan penekanan.

Kelima, mengumpulkan bahan materi atau buku. Penulis wajib membaca banyak buku dan

sumber bacaan lain untuk memperkaya perspektif dan referensi. Selain itu agar semakin banyak ide atau gagasan yang dapat dikembangkan.Apabila sudah menemukan topik, maka bahan bacaan yang dikumpulkan sesuai dengan topik yang sudah ditentukan.

Slide ini ditutup oleh Bunda Kanjeng bahwa menulis itu harus sabar. Penulis pemula sebaiknya fokus pada konsistensi atau ketekunan dalam menulis.

“Tulislah semampu kita terlebih dahulu. Jangan berfikir harus sempurna, dan jangan terlalu idealis.” pesan Bunda Kanjeng pada penulis pemula.

Damar pun membuka slide terakhir yang berisi tahapan untuk menerbitkan buku. Di sana narasumber menjelaskan bahwa setelah penulis menyelesaikan naskah kasar dari buku yang ditulis (rough draft), tahapan yang harus dilewati hingga terbitnya buku kita adalah:editing, revising, dan publishing. Editing dilakukan dengan membaca ulang dan menyempurnakan draft. Sementara itu, revising dilakukan dengan mengubah beberapa bagian naskah, melengkapi naskah, dan mengevaluasi kembali naskah untuk menihilkan kesalahan tulis. Terakhir adalah publishing, hal ini dilakukan dengan cara mengirimkan naskah pada penerbit indie maupun penerbit besar lalu masuk proses pracetak (perwajahan buku, tata letak, ISBN, proof reading) dan pencetakan. Setelah itu masuk tahap promosi dan distribusi buku.



Bunda Kanjeng yang merupakan ratu antologi menutup presentasi dengan gambar-gambar buku yang telah diterbitkan oleh beliau. Ada buku tentang motivasi, parenting, novel populer, dan juga buku-buku antologi yang telah diterbitkan bersama dengan berbagai komunitas literasi.

Damar yang melihat produktifitas Bunda Kanjeng terlecut semangatnya untuk bisa menerbitkan banyak buku. Ia mematri kuat-kuat mantra narasumber untuk menjadikan kegiatan menulis menjadi passion. Ketika passion menulis sudah melekat dalam diri, maka menulis sudah menjadi hal yang sama seperti bernapas dan makan. Menulis adalah kebutuhan yang akan membawa seseorang menjadi orang yang mulia.

 

 

 

 

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer