Mantra Merajut Aksara di Hari Pertama
Judul : Mantra Merajut Aksara di Hari
Pertama
Resume
Ke : 1
Gelombang : 28
Tanggal : 9 Januari 2023
Tema : Menulis Setiap Hari
Narasumber : Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd
Moderator : Dail Ma'ruf. M.Pd
Di malam
ini, seorang guru telah menemukan lagi harapan untuk menjadi penulis. Harapan itu
tidaklah serta merta muncul begitu saja, karena banyak sekali rintangan dan
godaan yang membuat sang guru lupa akan harapannya di masa depan. Guru ini
bernama Damar Jagad. Sang ayah berharap agar anaknya bisa menjadi damar atau
penerang yang bisa menerangi jagad atau semesta. Bagi sang anak, nama ini menjadi
motivasi bagi dirinya untuk bisa menerangi dunianya melalui karya.
Jarum jam
sudah menunjukkan ke angka 19.00 WIB. Jagad pun mulai menyiapkan laptopnya
untuk mengikuti Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) angkatan 28 yang diikuti
oleh 1025 peserta dari berbagai daerah dengan harapan yang sama yaitu ingin
menjadi penulis.
Jagad mulai
melihat whatsapp web di laptopnya, karena kegiatan menulis ini akan
dipandu melalui aplikasi whatsapp oleh seorang moderator dan narasumber. Adapun
moderator kelas menulis malam ini adalah Bapak Dail Ma’ruf,M.Pd. yang merupakan
alumni KBMN yang telah sukses menelurkan karya baik buku solo maupun antologi. Selain
itu beliau juga aktif di dunia pendidikan sebagai ketua yayasan. Sedangkan
untuk narasumber KBMN di hari pertama adalah Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd. alias Om
Jay yang merupakan founder dari KBMN dan juga guru blogger yang terkenal dengan
taglinenya dalam menulis yaitu “Menuliskah setiap hari dan buktikan apa yang
akan terjadi”.
Moderator memulai
kegiatan dengan memberikan panduan kepada para peserta agar bisa mengikuti
kegiatan dengan baik. Panduan pertama yaitu sebaiknya peserta niat ikut materi
dengan ikhlas. Kedua, peserta meluangkan waktu untuk menyimak, bertanya, dan
membuat resume. Ketiga, peserta menuliskan resume di blog. Keempat, peserta
mengumpulkan link resume yang telah dibuat di blog di form pengumpulan resume
yang ada di deskripsi grup KBMN 28. Kelima, peserta mengirim link di group
whatsapp KBMN 28. Keenam, peserta saling mengunjungi blog peserta lain alias blog
walking. Setelah memberikan panduan kegiatan, Pak Dail pun menjelaskan
bahwa kelas menulis akan dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama adalah
penyampaian materi dan sesi kedua adalah tanya jawab. Penyampaian materi
disampaikan melalui presentasi yang kemudian dibaca oleh peserta.
“Silahkan,
bapak dan ibu untuk membuka file presentasi dari narasumber selama 10 menit”
ucap Pak Dail.
Jagad dan
juga peserta lain pun dengan segera membaca file presentasi tersebut. Judul presentasi
yang disampaikan narasumber adalah Menulislah Setiap Hari dan Buktikan Apa yang
Terjadi.
“Rahasia
bisa menulis setiap hari adalah membaca tulisan orang lain. Bila anda rabun
membaca maka anda akan lumpuh menulis. Kebanyakan orang tidak bisa menulis
karena malas membaca tulisan orang lain atau merasa tulisannya yang paling
hebat. Padahal di atas langit masih ada langit. Kita harus melepaskan baju
kesombongan kita” Ucap Om Jay.
Jagad pun
merasa terenyuh membaca tulisan Om jay. Ia menyadari bahwa kemalasan dan
kesombongan adalah akar masalah dalam kepenulisan.
“Saya ingin tambahkan ke teman peserta, bahwa saya tahun lalu adalah peserta KBMN 20. Setelah menuruti nasihat Om Jay dan mengikuti mantra sakti menulislah setiap hari, alhamdulillah dalam satu tahun sudah punya 50 buku” ucap moderator untuk menguatkan kekuatan mantra menulis setiap hari.
“Omjay
memulai tulisan dengan banyak membaca. Setelah itu baru mulai menulis. Mulailah
menulis dari apa yang kita sukai dan kuasai. Dengan cara seperti itu maka menulis
akan terasa mudah” ucap Omjay memberikan motivasi pada peserta.
“Benar juga
ya!” ucap Jagad dalam hati. Ia pun semakin tertarik menyimak KBMN 28
Dialog
dalam media sosial whatsapp antar narasumber dan moderator pun semakin seru
ketika moderator memposting buku Om Jay yang berjudul TIK: Menulis Blog untuk Pendidikan. Ternyata,
narasumber memulai proses kepenulisan dari blog pribadi. Sewaktu tahun 2007 Om
Jay bertemu dengan seorang blogger terkenal sekaligus kepala sekolah SMK. Kemudian
tahun 2008 sekolah Om Jay terkena musibah kebakaran. Mulailah Om Jay
memanfaatkan blog sebagai media pembelajaran. Tulisan siswa di blognya menjelma
menjadi buku dan mendapatkan juara pertama lomba buku pengayaan Depdikbud dengan hadiah 20.000.000.
Om jay tidak pernah mengira perkenalannya dengan bapak Dedi Dwitagama di Pascasarjana membawa berkah. Dari sebuah
buku, Om jay juga mendapatkan undangan ke istana negara dari Presiden Jokowi. Di
sana beliau menyampaikan pentingnya pelajaran TIK bagi anak-anak indonesia.
“ Menulis
setiap hari akan berbuah prestasi jika anda menulis dengan hati. Dengan menulis
menggunakan hati, maka akan bertemu dengan pembaca yang membaca menggunakan hati.
Menulislah dengan hatimu maka engkau akan bertemu dengan pembaca setiamu.
Menulis itu akan mudah kalau langsung dilihat dan dialami serta didengarkan
secara langsung. Makanya kisah nyata lebih disukai banyak orang daripada kisah
fantasi” Ucap Om Jay.
Tanpa terasa
sesi satu telah berakhir. Lalu moderator melanjutkan ke sesi dua berupa tanya
jawab.
Seorang penanya
yang berasal dari Bekasi bernama Teguh Wiyono menanyakan tentang bagaimana cara
menyempatkan menulis di tengah kesibukan tugas-tugas utama sebagai pendidik dan
sebagai ayah dari dua orang anak. Kemudian Om Jay dengan simpel menjawab bahwa
dengan adanya HP semuanya menjadi mudah. Menulis bisa dilakukan di mana saja
dan kapan saja. Bahkan sambil buang air besar pun semua orang bisa menulis.
“Luar biasa
Om Jay. Materi dan tanya jawabnya mantul. Intisarinya jika mau jadi penulis
hebat maka disiplinlah menulis setiap hari. Maka kamu akan menemukan keajaiban
yang terjadi “ tutur Pak Dail.
Setelah itu
moderator pun meminta narasumber untuk memberikan kata penutup.
“Kelemahan
penulis pemula adalah malas membaca sehingga tulisannya terasa garing. Oleh karena
itu, rajinlah membaca dan menulislah setiap hari. Tulis apa saja yang kita
sukai dan kuasai. Itu saja sih!” tutup Om Jay dalam mengakhiri kelas menulis.
Menyimak kata
penutup Om Jay membuat Jagad semakin sadar bahwa dibutuhkan konsistensi dalam
proses menjadi penulis hebat. Artinya penulis hebat tidak serta merta bisa
langsung hebat melainkan ada keringat yang mengalir setiap hari untuk membaca
dan menulis. Jagad sangat beruntung mengikuti kelas belajar malam ini karena
mendapatkan mantra untuk merajut aksara berupa “Menulislah setiap hari dan
buktikan apa yang akan terjadi”.
Komentar
Posting Komentar