Mantra Keempat Bagi Penulis Pemula, Menulis Buku dari Karya Ilmiah
Judul : Mantra Keempat Bagi Penulis Pemula, Menulis Buku dari
Karya Ilmiah
Resume Ke : 4
Gelombang : 28
Tanggal : 16 Januari 2023
Tema : Menulis Buku dari
Karya Ilmiah
Narasumber : Eko Daryono, S.Pd.
Moderator : Nur Dwi Yanti, S.Pd.
Ukiran kayu jati pada kusen pintu aula Hotel New
Ayuda, mengingatkan Damar akan kampung halamannya. Ia sangat terpesona dengan
interior aula yang terlihat seperti pendopo keraton. Di dalam aula tersebut,
puluhan peserta Teacher Writing Camp 28 telah bersiap menerima materi penulisan
Buku Ajar Kurikulum Merdeka. Namun, sebelum acara dimulai para peserta
diwajibkan untuk mengumpulkan resume materi kepenulisan tentang menulis buku
dari karya ilmiah yang disampaikan Bapak Eko Daryono tadi malam.
Sejatinya Damar sudah menulis resume, namun resume
yang ditulis masih setengah jadi. Ia tak kuat menahan kantuk tadi malam. Akhirnya,
bantal kasur yang sudah melambai-lambai lebih dipilihnya daripada menyelesaikan
resume yang menjadi tanggungjawabnya.
“Peserta nomor 8 atas nama Damar Jagad, tolong segera
dikumpulkan resume tentang menulis buku dari karya ilmiah!” ucap Pak Supri yang
menjadi tim solid dalam kegiatan Teacher Writing Camp.
“Maaf, Pak! Resume saya baru jadi setengah!” jawab Damar
“Apa…? Tadi malam kan sudah diberikan waktu untuk
menulis, kenapa sekarang masih belum jadi?” ucap Pak Supri dengan nada tinggi.
“Tadi malam saya sudah menulis setengah, tapi mata
saya tidak kuat melanjutkan pak!” balas Damar.
“Saya tidak mau menerima alasan karena alasan itu
sampah! Di Teacher Writing Camp, kami tidak hanya melatih guru-guru menjadi
penulis tetapi melatih mereka untuk disiplin! Saya mau, resume kamu sudah
dikumpulkan sebelum jam satu siang. Jangan sampai telat mengumpulkan lagi!”
jawab Pak Supri.
“Baik, Pak! Resume akan saya kumpulkan sebelum jam
satu siang!” jawab Damar.
Damar pun mengikuti kelas menulis tentang membuat Buku
Ajar Kurikulum Merdeka. Setelah kelas ini selesai, lalu ia pergi ke teras hotel
dengan pemandangan alam berupa pegunungan yang menghijau disertai suara
gemericik air yang mengalir dari sungai di samping hotel.
Bukannya langsung menulis, Damar malah mengalami writing
block. Untung, Bu Yanti yang baik hati datang membantu.
“Ayo, semangat menulis resume, Pak Damar!” ucap Bu
Yanti menyemangati Pak Damar.
“Waduh, saya sedang tidak ada ide untuk menulis resume
materi dari Pak Daryono nih!” ucap Damar.
“Coba dibuat kerangkanya dulu, Pak! Kan materinya
tentang menulis buku dari karya ilmiah. Jadi bapak bisa membuat outline tentang
pengertian karya ilmiah, bagaimana cara menulis buku dari karya ilmiah, dan
manfaatnya! Kalau sudah seperti itu, baru ditulis satu-satu!” saran Bu Yanti pada
Damar.
Damar pun melanjutkan menulis resume atas saran Bu
Yanti. Ia menuliskan tentang pengertian karya ilmiah menurut Peraturan Kepala LIPI Nomor 2, Tahun 2014 ,
yaitu tulisan hasil litbang dan/atau tinjauan, ulasan (review), kajian, dan
pemikiran sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau kelompok yang
memenuhi kaidah ilmiah.
“Bu Yanti, mau tanya dong! Kenapa sih kita harus
menulis buku dari karya ilmiah?” tanya Damar
“Menurut penjelasan Pak Daryono, karya ilmiah berupa skripsi,
tesis, PTK, dan laporan penelitian, biasanya setelah semua karya ini dibuat
dengan penuh perjuangan, ujung-ujungnya karya tersebut hanya singgah di
perpustakaan kampus atau sekolah saja. Dengan demikian, pembacanya terbatas
hanya warga kampus atau sekolah itu saja. Maka dari itu sangatlah penting untuk
dijadikan buku.” Jawab Bu Yanti.
“Oh, begitu ya, Bu!” balas Damar.
“Nah, kalau cara mengkonversi karya tulis menjadi
buku, itu bagaimana Bu? saya agak ingat-ingat lupa, jadi banyak lupanya.” tanya
Damar.
“Caranya yang pertama adalah memodifikasi judul,
karena judul KTI biasanya mengandung unsur variabel penelitian, objek
penelitian, dan setting penelitian yang kurang menarik bagi pembaca. Nah judul
ini bisa kita ubah menjadi yang lebih menarik, unik, mudah diingat dan mencerminkan
isi buku agar mempunyai daya jual yang tinggi. Kemudian yang kedua, kita bisa
memodifikasi sistematika dan gaya penulisan. Kalau KTI kan biasanya menggunakan
sistematika yang baku, agar tidak terlalu baku kita bisa menghilangkan sub bab
yang ada.” Jawab Bu Yanti
Kemudian Damar pun menanyakan lanjutan cara mengkonversi
KTI menjadi buku. Bu Yanti dengan senang menjelaskan pada Damar.
“Cara selanjutnya adalah memodifikasi bab 1, pada bab
ini penulis diharapkan lebih fokus menjelaskan latar belakang. Kemudian di bab
2, penulis bisa menuliskan judul inti dan menghilangkan sub bab yang ada. Lalu di
bab 3, penulis bisa menghilangkannya atau menggabungkan bab 3 di bab 2 atau
menarasikan bab 3 di awal bab pembahasan.” Jawab Bu Yanti.
“Kalau untuk bab empat kan berisi hasil penelitian,
nah cara memodifikasinya bagaimana bu?” tanya Damar sambil mengetik resume.
“Di bab empat kita tidak lagi menggunakan judul hasil
penelitian dan pembahasan, tetapi disesuaikan dengan konteks buku. Pada buku,
bab empat dapat dimasukkan tabel, grafik, foto-foto kegiatan maupun hasil
penelitian yang menyatu dalam buku. Bab empat tidak lagi berisi data mentah
seperti nilai dari setiap siswa berikut namanya. Foto pun hanya sekedar yang
dibutuhkan sebagai pendukung.” Jawab Bu Yanti.
“Selanjutnya, bab lima dan lampiran ya Bu” tanya Damar.
“Untuk bab lima yang berisi penutup, judul bisa tetap
dipertahankan. Namun isi bab tidak hanya simpulan dan saran saja, tetapi
ditambahkan temuan terkait hasil penelitian. Kemudian cara memodifikasi lampiran adalah dengan menyertakan instrumen
penelitian atau data matang yang mendukung, bukan data mentah-mentah.” Jawab Bu
Yanti dengan detail.
Pelan tapi pasti, resume Damar
mulai terisi di laptop. Ia berhenti sejenak mengambil risol dan tahu isi yang
ada di meja teras. Kemudian ia juga mengisi ulang gelas kopi yang sudah mulai
habis.
“Bu Yanti suka kopi apa? Biar sekalian
saya ambilkan!” tanya Damar.
“White coffe saja pak! Saya
kurang suka kopi hitam.” Jawab Bu Yanti.
Damar pun melanjutkan menulis
resume dengan ditemani Bu Yanti. Selain mereka, banyak juga guru-guru yang
menghabiskan waktu di teras ini. Ada yang menulis resume, membuat puisi, ada
juga yang sekedar menikmati pemandangan lembah hijau dan kelak-kelok sungai
yang tidak ada di ibu kota.
“Pak Damar, jangan lupa
tuliskan juga hal-hal yang perlu diperhatikan saat mengkonversi KTI menjadi buku!”
pinta Bu Yanti.
“Memangnya apa saja hal yang
perlu diperhatikan bu?” tanya Damar penasaran.
“Hal yang perlu diperhatikan pertama
kali yaitu keaslian laporan hasil penelitian karena tindakan plagiat sangatlah
tidak dibenarkan. Penulis harus yakin betul bahwa karya yang akan diterbitkan memang original milik
penulis sendiri. Kemudian yang kedua, hindarilah kompilasi yang terlalu banyak.
Penulis bisa memasukkan pendapat para ahli yang mendukung substansi. Selebihnya
mengembangkan dengan menganalisis sudut pandang penulis. Lalu yang ketiga
adalah memilah dan memilih data yang dipublikasikan. Tulislah data yang matang
agar buku berbobot dan tidak bombastis!” ucap Bu Yanti sambil menikmati white
coffe yang masih hangat.
“Adakah hal lain yang perlu diperhatikan, Bu?” tanya
Damar
“Kamu juga harus memperhatikan bahasa yang ada di
buku. Lalu hindarilah pengambilan sumber kutipan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Selanjutnya tulislah semua daftar pustaka
sebagai rujukan dan yang terakhir kamu
harus memperhatikan kaidah penyusunan buku ber-ISBN.” Jawab Bu yanti.
“Alhamdulilah, terimakasih banyak atas masukan dan sarannya,
Bu! Akhirnya resume yang saya tulis sudah ada titik terangnya. Semoga resume
yang terlambat dikumpulkan ini bisa menjadi pelajaran bagi saya untuk lebih
disiplin dan bertanggungjawab.” ucap Damar.
“Semua orang pasti pernah melakukan kesalahan atau
kelalaian, Pak! Sudah menjadi tanggung jawab saya sebagai teman untuk membantu
semampu saya. Suatu saat pasti kita juga butuh pertolongan orang lain, Makanya
kita harus saling menyemangati di Teacher Writing Camp ini 28!” ucap Bu Yanti
dengan penuh kebijaksanaan.
Damar tergolong pejuang tangguh dan pembelajar cepat dalam menulis🦾 semangaaatttt🥰
BalasHapus