Mantra Kesebelas Bagi Penulis Pemula, Mengelola Majalah Sekolah
Judul : Mantra Kesebelas Bagi Penulis Pemula, Mengelola Majalah
Sekolah
Resume Ke : 11
Gelombang : 28
Tanggal : 1 Februari 2023
Tema : Mengelola Majalah
Sekolah
Narasumber : Widya Setianingsih,
S.Ag.
Moderator : Mutmainah, M.Pd.
Derap sepatu para siswa melangkah menuju halaman dan pinggir jalan sekolah yang penuh dengan
penjual yang menjajakan makanan maupun minuman. Anak-anak sekolah telah
berkerumun mengelilingi para penjual di kala istirahat tiba. Beberapa mereka
ada juga yang bermain basket di tengah lapangan. Namun berbeda dengan Zidan,
siswa kelas XII IPA 1 yang bertindak sebagai pimpinan redaksi majalah dinding
sekolah, ia malah sibuk membaca majalah
dinding di depan kelasnya. Satu persatu karya teman-temannya ia baca. Mulai dari
puisi, cerpen, artikel, dan juga komik. Ketika Zidan sedang asyik membaca,
tanpa sengaja Bu Muthmainah melewati area mading sekolah.
“Wah, kelihatannya asik sekali kamu membaca Zidan?”
tanya Bu Mumut.
“Iya, Bu! Saya sedang membaca cerpen karya Lukman
Hakim. Ceritanya sangat menarik!” jawab zidan.
“Sepertinya akan lebih menarik lagi kalau cerpen karya
temanmu dibaca lebih banyak orang. Tidakkah Zidan memiliki keinginan untuk membuat
majalah yang dicetak?” tanya Bu Mumut.
“Mau banget, Bu! Tapi saya belum punya pengalaman
membuat majalah sekolah.” Jawab zidan pasrah.
“Nah, Ibu suka nih dengan siswa yang punya semangat
tinggi. Nanti ibu kenalkan dengan teman ibu, namanya bu Widya Setianingsih. Beliau
adalah guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas XII Bahasa dan memiliki
pengalaman dalam membuat majalah sekolah.” ucap Bu Mumut.
“Baik, terimakasih bu Mumut” jawab Zidan sambil
melebarkan senyumnya ke arah Bu Mumut.
Zidan pun senang karena majalah dinding yang selama
ini ia pimpin akan bertransformasi menjadi majalah cetak. Ia pun menceritakan
hal ini pada teman-temannya yang tergabung sebagai redaksi majalah dinding.
Keesokan harinya, Bu Mumut bertemu Zidan. Beliau meminta
Zidan untuk mengumpulkan teman-temannya yang menjadi redaksi majalah dinding di
ruang OSIS yang berada di lantai tiga. Info dari beliau, Bu Widya akan menyampaikan sesuatu perihal
pembuatan majalah sekolah kepada tim redaksi mading.
Zidan dengan semangat membara bersama-teman-temannya
menaiki satu demi satu tangga, dan sampailah mereka di ruang OSIS yang sekaligus
menjadi ruang tim redaksi mading. Ruangan ini bisa dibilang sempit, tapi
ide-ide cemerlang tim mading bertransformasi menjadi majalah cetak akan dimulai
di ruang ini. Sambil menunggu Bu Widya datang, mereka berbincang-bincang tentang
nama majalah yang akan dibuat. Dari percakapan itu, mereka sepakat untuk
membuat majalah yang bernama Metamorfosa.
Akhirnya Bu Widya yang ditunggu-tunggu datang juga. Beliau
pun menyapa anak-anak dan mengajak diskusi tim redaksi mading untuk membahas tentang
majalah sekolah. Diskusi dimulai dengan penjelasan Bu Widya tentang seluk beluk
majalah. Majalah adalah terbitan berkala yang isinya meliputi berbagai liputan
jurnalistik, pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui pembaca. Waktu
penerbitannya dibedakan atas majalah bulanan tengah bulanan, mingguan, dan
sebagainya.Menurut pengkhususan isinya, majalah dibedakan atas majalah berita, anak-anak,
wanita, remaja, olahraga, sastra ilmu pengetahuan tertentu, dan sebagainya.
“Anak-anak, ketahuilah bahwa majalah sekolah adalah majalah
yang di kelola, dibuat dan diedarkan dikalangan sekolah. Dari sekolah untuk
sekolah. Dalam menyusun majalah ada beberapa langkah-langkah yang harus
dilalui. Langkah-langkah tersebut adalah menyatukan ide dan gagasan dengan merekrut
teman-teman yang memiliki jiwa literasi. Lalu membentuk susunan redaksi majalah.
Kemudian kalian bisa menyusun anggaran dan menentukan arah sumber dana.
Selanjutnya, kalian bisa membuat proposal meliputi latar belakang, tujuan, susunan
redaksi, anggaran dana dan sebagainya. Setelah itu, kalian bisa melakukan
sosialisasi pada wali murid tentang rencana
pembuatan majalah dan pembiayaannya dan mencari sponsor atau rekanan
yang mendukung.” ucap Bu Widya menjelaskan dengan semangat membara.
Anak-anak redaksi mading mendengarkan penjelasan Bu
Widya dengan seksama. Kemudian salah satu mereka ada yang bertanya.
“Bu Widya, Saya Zidan ingin bertanya tentang manfaat
majalah dinding. Kira-kira apa manfaatnya bagi kita bu?” tanya Zidan
“Manfaat majalah sekolah adalah sebagai sarana
komunikasi antar murid, wali kelas dan orangtua. Kemudian bisa juga sebagai
wadah kreativitas guru dan siswa, sarana publikasi sekolah, dan menjadi nilai
tambah sekolah.” jawab Bu Widya.
Bambang yang tidak mau melewatkan kesempatan kemudian
bertanya pada bu Widya.
“Untuk susunan redaksi majalah sekolah, apakah sama
dengan majalah dinding bu? “ tanya Bambang.
“Susunan redaksinya hampir sama yaitu terdiri dari
penasihat dari ketua yayasan, penanggung jawab dari kepala sekolah, pimpinan
redaksi bisa dari guru atupun sisw. Kemudian editor, reporter, fotografer,
layouter, dan bendahara.” Jawab Bu Widya.
“Kira-kira untuk tugas tim redaksi majalah sekolah apa
saja bu?” tanya Bambang yang masih belum puas dengan jawaban bu Widya.
“Pimpinan redaksi bertanggungjawab terhadap mekanisme
dan aktivitas kerja keredaksian sehari-hari. Ia harus mengawasi seluruh isi
rubrik yang ada. Kemudian editor bertanggung jawab terhadap editing,
swasunting dan proofreading di majalah. Lalu reporter bertugas
mencari berita dan menyusunnya menjadi tulisan. Kemudian fotografer bertugas
untuk mengambil gambar guna melengkapi berita. Layouter bertugas mengatur tata
letak atau membuat desain majalah agar lebih enak dipandang mata. Dan bendahara
bertugas mengatur jalannya sirkulasi keuangan sekolah.” Jawab Bu Widya dengan
detail.
Mendengar jawaban yang lengkap dari Bu Widya, Bambang
pun puas dengan jawaban itu. Kemudian Zidan yang masih penasaran juga bertanya
lagi.
“Untuk pembuatan majalah sekolah, adakah hal-hal yang
perlu diperhatikan sebelum menerbitkan majalah bu?” tanya Zidan.
“Ada Zidan, hal-hal yang perlu diperhatikan meliputi
pembuatan nama yang unik bagi majalah, menentukan rubrik atau artikel yang akan
ditampilkan seperti rubrik berita sekolah, profil guru, profil siswa, cerita
lucu, opini dan lain-lain. Kemudian kamu bisa mengajukan ISSBN/QCRBN agar
majalah sekolah memiliki hak paten. Lalu penggunaan bahasa dalam majalah agar
bahasa majalah enak dibaca pembaca. Kemudian aktualitas isi majalah, dengan
menampilkan isu-isu atau berita terkini. Pembuatan cover dan layout yang
menarik. Pembiayaan majalah, apakah murni dari siswa atau ada sponsor. Kemudian
percetakan. Dan yang paling penting adalah menjaga kekompakan redaksi dan
mengupdate ilmu kepenulisan redaksi secara berkelanjutan.” Jawab Bu Widya
dengan penuh semangat.
“Wah, untuk nama majalahnya tadi kami sepakat memilih
nama Metamorfosa, Bu. agar majalah ini bisa menjadi ruang metamorfosis atau
perubahan positif bagi redaksi dan juga siswa-siswi Madrasah Aliyah Bustanul
Ilmu. Selain itu, kami juga sudah sepakat untuk menjaga kekompakan redaksi agar
bisa menerbitkan majalah sekolah ini!” ucap Zidan dengan penuh keyakinan.
“Bagus Zidan!, Teruslah berusaha untuk membuat majalah
sekolah ini terbit. Jika kalian berhenti berusaha ketika menghadapi kegagalan,
maka kalian telah menjadi orang yang gagal.” ucap Bu Widya memberi nasihat dan pamit
undur diri.
Zidan dan tim redaksi majalah Metamorfosa melanjutkan
diskusi tanpa Bu Widya. Mereka menyepakati bahwa majalah ini akan muncul tiga
bulan sekali. Kemudian untuk penerbitannya akan bekerja sama dengan alumni
madrasah yang sudah memiliki penerbitan
di Semarang. Untuk masalah pendanaan, tim redaksi majalah sepakat akan
mendiskusikannya dengan kepala sekolah sekalian ketika memberikan proposal
pengajuan majalah. Mereka pun menutup diskusi dengan doa. Tim redaksi berharap dimudahkan
ketika membuat majalah dan diberikan kekuatan untuk menyelesaikan majalah sesuai
dengan waktu yang disepakati.
Keren banget dah ah..Pak Afif👍🏻
BalasHapus