Mantra Kesembilan Belas Bagi Penulis Pemula, Menulis Buku Ajar
Judul :
Mantra Kesembilan Belas Bagi Penulis Pemula, Menulis Buku Ajar
Resume
Ke : 19
Gelombang :
28
Tanggal :
20 Februari 2023
Tema :
Menulis Buku Ajar
Narasumber :
Dr. Mudafiatun Isriyah, M.Pd.
Moderator :
Mutmainah
“Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapapun?
Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai
jauh, jauh di kemudian hari” - Pramudya Ananta Toer.
Matahari Jakarta naik semakin tinggi saat Damar dan
Rifki menatap ke langit di depan gedung. Jalan-jalan telah ramai. Kota
metropolitan ini telah menggeliat hidup.
“Ayo, Teman!” seru Rifki.”Waktunya kita masuk ke
aula.”
“Memangya sudah banyak peserta yang masuk aula?” tanya
Damar ragu-ragu mau memasuki aula.
“Percayalah kepada saya. Kita bisa duduk di kursi
depan kalau masuk sekarang,” Rifki memberi instruksi.
Dua orang sekawan itu pun memasuki gedung yang dijaga
oleh dua arca gupala. Gedung ini sangatlah bersejarah, di depannya ada batu
pengetahuan yang ditandatangani oleh presiden kedua ketika persemian gedung.
Melewati lobby, Damar melihat patung kayu hitam. Ia mengira itu adalah patung
ganesha, tetapi setelah dilihat dari dekat bukanlah patung ganesha.
Di dalam aula, mereka takjub melihat interior yang
ada. Tampak bendera PGRI dari berbagai provisnsi terpasang di tembok panggung
menjadi background yang indah. Ornamen yang menghiasi langit-langit aula juga
terlihat fantastis.
Selang beberapa lama, tampak peserta seminar hadir
memadati bangku-bangku yang tadi tak bertuan. Ruangan sudah hampir terisi
delapan puluh persen. Damar melihat jam tangan sudah menunjukkan pukul delapan
pagi. Acara seminar pun segera di mulai.
Tampak sang MC dengan mengenakan baju PGRI membawakan acara seminar dengan tema
Menulis Buku Ajar. Sang MC membuka acara dengan doa lalu meminta Om jay
memberikan motivasi pada peserta yang hadir di aula.
“Hari ini, kita mendapatkan narasumber yang luar
biasa. Beliau juga sudah sekelas Ahmad Fuadi. Buku Dr. Mudafiatun Isriyah, M.Pd
telah mendapatkan penghargaan dari perpustakaan nasional sebagai buku terbaik.
Penghargaan ini juga telah didapatkan Ahmad Fuadi, semoga buku ibu Dr.
Mudafiatun juga menemukan takdir sebagai buku best seller sebagai buku non
fiksi,” ucap Om Jay.
Om Jay melanjutkan “Menulis buku Ajar seringkali tidak
bisa dibuat oleh guru itu sendiri sebagai pengampu mata pelajaran. Padahal
kalau guru tersebut membuat sendiri buku ajarnya, tentu akan jauh berbeda bila
kita membuatnya sendiri dan tidak mengandalkan buku ajar buatan orang lain.
Malam ini ibu Mudafiatun akan berbagai ilmu dan pengalamannya kepada kita
semua. Jangan lupa untuk disimak dan bertanya kepada pakarnya.”
“Anda mungkin akan terkejut ketika membuat buku ajar
dan ternyata buku tersebut banyak digunakan oleh ribuan sekolah. Tentu saja
royalty bukunya ikut bertambah dan jangan kaget akan ada uang ratusan juta
masuk ke rekening anda. Ini hanya berbagi semangat saja, dan semoga bapak ibu
bisa bertanya langsung kepada pakarnya,” ujar Om Jay dengan semangat memberikan
motivasi.
Om Jay selanjutnya menyerahkan acara kepada moderator
untuk memimpin jalannya acara. Bu Mutmainah yang ditunjuk sebagai moderator
mulai memegang mikrofon.
“Menulis merupakan tingkat literasi paling tinggi
setelah mendengar, Berbicara dan membaca. Meskipun menulis tidak mudah namun
harus tetap dilakukan sebagai bukti kita ikut memberikan sesuatu bagi
peradaban. Tanpa meninggalkan tulisan manusia akan semakin mudah dilupakan,”
ucap si moderator.
Si moderator pun melanjutkan ucapannya, “Narasumber
kita hari ini adalah Dr. Mudafiatun Isriyah, M. Pd . Beliau adalah konselor dan
penulis juga asesor BAN PAUD Jatim. Lulus cum laude prodi PAUD UNESA Surabaya
dan melanjutkan studi di Universitas Negeri Malang untuk meraih gelar doktor
Bimbingan dan Konseling. Beliau juga
merupakan alumni BM 4 asuhannya Omjay. Dan peraih buku terbaik Perpusnas 2021
bersama prof Ekoji dalam tantangan menulis selama satu minggu.”
Bu Mutmainah selanjutnya memberikan waktu dan tempat
kepada narasumber untuk menjelaskan
materinya.
“Assalamualaikum, salam sehat selalu. Jumpa lagi
disini bersama saya, sangat luaar biasa sekali. Kali ini saya diberi kesempatan
untuk berbagi kepada teman-teman guru setanah air tentang membuat buku ajar,” ucap
Bu Muda.
Ia juga menjelaskan bahwa materi yang akan disampaikan
hari ini terdiri dari lima materi, yaitu: Bahan Ajar VS
Buku Ajar, Pentingnya BA dalam pembelajaran, Buku Ajar dan Buku Hasil
Penelitian/Hasil Pemikiran, Cara Penulisan Buku Ajar, Prinsip-prinsip Pemilihan
Materi Buku Ajar.
Si Narasumber pun melanjutkan materinya dengan
menjelaskan bahwa hal pertama yang perlu
dilakukan sebagai penulis buku adalah menguasai penguasaan ilmu, kemampuan
berbahasa, dan yang paling penting adalah punya komitmen.
Dalam presentasinya tentang perbedaan Bahan ajar vs Buku
ajar, pemateri menyampaikan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan
yang digunakan untuk membantu guru/dosen dan mahasiswa dalam kegiatan
belajar-mengajar. Bahan ajar dapat berupa bahan tertulis atau pun tidak
tertulis.
Bahan ajar dibagi menjadi dua, yaitu cetak dan non
cetak. Bahan ajar cetak terdiri dari: buku teks, buku referensi, dan monograf,
bahan ajar mandiri atau modul, atlas atau peta, diagram/poster, brosur/leaflet. Sedangkan bahan ajar non cetak
terdiri dari internet (web based courses atau e-learning), pembelajaran
berbantuan komputer, slide, video / tv , dan audio / radio.
Narasumber juga menjelaskan bahwa Buku Ajar
merupakan salah satu bentuk bahan ajar. Buku Ajar adalah buku ilmiah berupa
uraian materi pembelajaran yang disusun secara logis dan sistematis dengan
bahasa yang lugas, digunakan dosen dan mahasiswa dalam pembelajaran (Pannen
& Purwanto, 2001).
Selanjutnya narasumber menjelaskan tentang pentingnya
buku ajar dalam pembelajaran. Keberadaan buku ajar bisa membuat guru lebih
banyak waktu untuk memberi bimbingan kepada siswa/mahasiswa. Siswa dapat
belajar sekalipun tidak ada guru. Siswa dapat belajar kapan dan di mana saja. Siswa
tidak terlalu tergantung kepada guru sebagai satu-satunya sumber informasi. Dan
yang terakhir siswa bisa belajar dengan kecepatan masing-masing sesuai dengan
potensi.
Berdasarkan kebutuhan buku ajar, seorang guru memiliki
kepentingan untuk memenuhi kebutuhan dlm mengajarnya yaitu dengan menata buku
ajar sendiri sesuai mata pelajaran yg kita ampu. Kemudian narasumber juga
menjelaskan tentang keuntungan buku ajar bagi guru/dosen yaitu: promosi
& kenaikan pangkat, mendapatkan insentif, finansial-royalti, eksistensi
diri, media ekspresi, branding personal dan institusi, penguatan keilmuan, dan eksistensi
diri.
Selanjutnya narasumber menjelaskan tentang perbedaan BUKU
AJAR VS BUKU TEKS.
Buku Ajar pada umumnya:
1. Ditulis dan dirancang untuk digunakan siswa/mhs.
2. Menjelaskan tujuan pembelajaran.
3. Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel.
4. Strukturnya berdasarkan kompetensi yang akan
dicapai.
5. Ada pemberian kesempatan latihan bagi mahasiswa.
6. Selalu memberikan rangkuman.
7. Kepadatan berdasarkan kebutuhan mahasiswa
8. Dikemas untuk digunakan dalam pembelajaran.
9. Mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik
dari mahasiswa.
10.Mencantumkan petunjuk penggunaan buku ajar.
Buku Teks pada umumnya:
1. Ditulis terutama untuk digunakan dosen atau pembaca
umum, dipasarkan secara luas.
2. Tidak selalu menjelaskan tujuan pembelajaran.
3. Disusun secara linier.
4. Strukturnya berdasarkan logika bidang ilmu
(content).
5. Belum tentu memberikan latihan bagi mahasiswa.
6. Belum tentu ada rangkuman.
7. Materi buku teks sangat
8. Dikemas untuk dijual secara umum.
9.Tidak ada mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik
dari pemakai.
10.Tidak memberikan petunjuk cara mempelajarinya.
“Nah, sekarang tinggal dipilih bapak ibu mana yg
paling sesuai dan dibutuhkan entah itu untuk kepentingan pribadi maupun unt
siswa itu sendiri,” ucap Narasumber sambil meminum air yang disediakan di meja.
Dalam pemaparan tentang CARA PENYUSUNAN BUKU AJAR, pemateri
menjelaskan ada 3 cara yang bisa dilakukan.
1. PENATAAN INFORMASI (compilation text)
Guru/Dosen melakukan kompilasi bahan dari berbagai
sumber yang telah beredar di pasaran berdasarkan RPS yang telah disusun
2. PENGEMASAN KEMBALI (information repackaging)
Guru/Dosen melakukan pengemasan kembali dari
sumber-sumber yang telah ada disesuaikan dengan kebutuhan kompetensi yang ingin
dicapai dalah RPS
3. MENULIS SENDIRI (starting from scratch)
Guru/Dosen menulis sendiri berdasarkan kepakarannya berdasarkan RPS mata kuliah yang diampu.
Dalam tahap Prosedur kompilasi bisa dilakukan dengan cara:
- Kumpulkan seluruh buku, artikel jurnal ilmiah, dan
sumber acuan lain yang digunakan dalam mata pelajaran seperti yang tercantum
dalam daftar pustaka di RPS.
- Tentukan bagian-bagian buku, artikel jurnal ilmiah,
dan bagian dari sumber acuan lain yang digunakan per Bahan Kajian sesuai dengan
RPS.
- Fotokopi seluruh bagian dari sumber yang digunakan per
Bahan Kajian sesuai dengan RPS.
- Pilahlah hasil fotocopy tersebut berdasarkan urutan
Bahan Kajian yang sesuai dengan RPS.
- Buatlah/tulislah halaman penyekat bahan untuk setiap
Bahan Kajian/BAB.
- Bahan-bahan yang sudah dilengkapi dengan halaman penyekat untuk setiap Bahan Kajian kemudian dijilid rapi (selanjutnya dicopy untuk dibagi kepada mahasiswa).
- Buatlah/tulislah pedoman guru/dosen dan pedoman
siswa/mahasisw untuk mendampingbahan yang sudah dikompilasi tersebut.
Selanjutnya, untuk tahap prosedur pengemasan kembali
informasi,Informasi yang sudah ada di pasaran dikumpulkan berdasarkan kebutuhan
(RPS + RTM) Informasi tersebut disusun kembali/ditulis ulang dengan gaya bahasa
dan strategi yang sesuai untuk menjadi buku ajar (digubah), kemudian
ditambahkan: Kemampuan/kompetensi yang akan dicapai; Petunjuk belajar bagi
mahasiswa; Latihan; Ringkasan; Umpan balik; dan Evaluasi formatif.
Dalam membuat buku ajar, kita juga harus memperhatikan
prinsip-prinsip pemilihan materi buku ajar. Adapun prinsip tersebut adalah:
1. PRINSIP RELEVANSI
Materi pembelajaran hendaknya ada hubungannya dan
memberikan kontribusi bagi upaya pencapaian capaian pembelajaran mata kuliah dan
kemampuan akhir. Misalnya, jika kemampuan yang diharapkan dikuasai mahasiswa
berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa
fakta.
2. PRINSIP KONSISTENSI/KEAJEGAN
Materi pembelajaran harus konsisten dengan kemampuan
akhir yang ingin dicapai, baik dari segi jumlah materi maupun dari
taksonominya. Jika kemampuan akhir yang harus dikuasai mahasiswa empat macam,
maka materi buku ajar yang harus dikembangkan juga harus meliputi empat macam
3. PRINSIP KECUKUPAN
Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam
membantu mahasiswa menguasai kemampuan akhir yang diharapkan. Materi tidak
boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan
kurang membantu mencapai capaian pembelajaran mata kuliah dan kemampuan akhir.
Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak
perlu untuk mempelajarinya.
“Nah, sekarang materi terakhir, sabar ya kalau
materinya sangat padat,” narasumber mengigatkan peserta. “materi terakhir
adalah tentang sistematika buku ajar.”
Sistematika buku ajar biasanya tergantung dari
penerbit juga ya, tetapi kita sebagai seorang guru juga memiliki kesiapan unt
menata outline buku kita sendiri yaitu:
1. Pendahuluan
2. Penyajian
3. Penutup
4. Daftar Pustaka
5. Senarai (glossary)
Sebelum membuat pendahuluan biasanya kita membuat
prakata atau tinjauan mata pelajaran. Dalam prakata ini bisa diisi petunjuk
penggunaan buku ajar bagi mahasiswa, identitas mata kuliah, deskripsi singkat
isi buku ajar, kegunaan mata kuliah bagi mahasiswa, dan capaian pembelajaran
mata kuliah.
Selanjutnya, dalam membuat pendahuluan kita bisa
mengisinya dengan deskripsi singkat berupa gambaran umum tentang cakupan bab
tersebut. Selain itu, kita bisa menambahkan relevansi antara bab tersebut
dengan pengalaman yang telah dimiliki mahasiswa atau manfaat bagi mahasiswa.
Dalam menuliskan penyajian, penulis bisa menuliskan uraian
atau penjelasan materi (sesuai dengan jenis materi) dan diikuti dengan
contoh-contoh, ilustrasi yang sesuai dengan uraian materi. Selain itu penulis
juga bisa memasukkan tugas dan latihan yang dilakukan mahasiswa setelah membaca
uraian materi. Dan yang terakhir adalah membuat rangkuman/ringkasan dari konsep
atau prinsip yang dibahas.
Bagian outilne selanjutnya adalah penutup. Dalam bagian
ini penulis bisa menuliskan penilaian, konsisten dengan rumusan indikator dan
kemampuan akhir. Lalu umpan balik, untuk dapat menilai sendiri hasil belajarnya
(kunci jawaban tes) dan tindak lanjut.
Setelah itu, penulis juga bisa menambahkan daftar
pustaka jika diperlukan. Selain itu, bisa juga memasukkan senarai, berupa
daftar istilah teknis yang dianggap penting dan perlu dijelaskan dan menulis
daftar index.
“Yey, sudah habis materi berat saya, sekarang tinggal
melanjutkan jika ada yg mau bertanya. Silakan ibu moderator menampung semuanya,”
ucap Narasumber.
“Sungguh luar biasa ilmu yg didapat peserta KBMN malam
ini, disiapkan penghargaan bagi penanya yg bagus, terinspirasi dan sungguh-sungguh
ingin menuangkan idenya ke dalam buku ajar. Peserta tersebut akan mendapatkan pengharagaan
yaitu akan di dampingi cara membuat buku.”
Seorang peserta ada yang mengangkat tangan untuk
bertanya, kemudian ibu moderator memberikan kesempatan pada peserta tersebut.
“Selamat malam, perkenalkan nama saya Hasbi Aprizal,
yang ingin di tanyakan adalah bagaimana caranya untuk menuliskan sebuah
referensi didalam buku ajar ?” tanya Hasbi.
“Nah, ini menarik sekali pertanyaannya. Semoga Bapak
Hasbi juga seorang guru yg ingin menuangkan unek-uneknya sampai menulis buku
referensi. Untuk masalah ini,
Bapak Hasbi bisa memecah materi dari buku referensi menjadi
buku ajar. Tentunya buku referensi ini adalah hasil penelitian yg didukung oleh
beberapa temuan sebelumnya yg bisa mendukung hasil penelitian secara ilmiahdan
ini sangat mengkerucut. Kalau referensi berdasakan penelitian, sedangkan buku
ajar hasil desain seorang guru dari silabusnya,” jawab narasumber.
Kemudian ada juga peserta yang bertanya dari barisan
bangku kedua, “ Assalamualaikum ibu, saya Dewi indria dari Seruyan Kalteng.
Materi yang sangat saya nanti karena saya ingin sekali bisa membuat buku ajar
sendiri dan malam ini dapat tercerahkan dg materi yang ibu sampaikan.
Pertanyaan saya, apakah buku ajar ini berasal dari RPP kita yg kemudian kita
tuangkan dalam buku ajar tersebut, Kemudian apakah buku ajar ini juga berisi
materi dan juga soal2 sebagai mana buku LKS?” tanya Bu Dewi.
“Wah, ini keren banget. Seperti apa kesungguhan dalam
mewujudkan keinginan untuk membuat buku, mari buktikan bersama saya ya bu. Sepertinya
Bu Dewi sudah siap di dampingi dlm menulis buku ajar,” ucap narasumber sambil
tertawa.
“Betul sekali, buku ajar ini sesuai dengan rancangan yang
akan di bangun untuk menyampaikan materi ibu. Desain isi seperti apa, itu ibu yang
tentukan sendiri. Tentunya mengikuti karakter dan kemmapuan siswanya. Inilah yang
dikatakan bukunya ada ruhnya. RPP itu bahasan dari indikator yang syarat dengan
kompetensi yang akan di capai,” ujar narasumber menjelaskan.
”Langkah-langkah penulisan bukunya akan disesuaikan dengan
ide-ide kreatif yang ada dalam angan-angan ibu. Tentunya saat ini siswa kita sudah
masuk era gadgeting. Oleh karena itu, kita harus lebih banyak menggunkan buku
yg milenial yg digabungkan dengan materi yg sesuai. Untuk soal-soal dan LKS ini
kan rancangan dari guru sendiri, bisa juga diangkat sebagai permasalahan yang harus
dituntaskan,” ucap Bu Muda menutup penjelasannya.
Sesi pertanyaan terus berlanjut, para peserta sangat
aktif bertanya dengan narasumber. Sehingga tanpa terasa waktu sudah harus
memisahkan peserta dan narasumber.
Moderator pun meminta narasumber untuk memberikan penutup.
Bu Muda pun berucap, “Guru merupakan sosok yang akan ditiru, guru sebagai model
yang akan menjadi figur, daya pandang siswa tak terukur karena melihat sosok
guru idaman. Torehan guru menjadi prasasti bagi siswa, maka lantas guru mau
seenaknya tanpa harus menjawab kebutuhan siswa yg sesungguhnya? Sungguh tidak
manusiawi jika seorang tidak merancang pembelajaran yg sesuai kebutuan siswa.
Oleh karena itu marilah kita menjadi seorang guru yg memiliki komitmen untuk
menghargai diri sendiri sebagai seorang yg sangat ditunggu siswa. Jadilah guru
yang kreatif, desainlah pembelajaran yg menarik, buatlah buku ini sebagai hasil
karya guru yang ditunggu.”
“Demikian materi kita malam ini yang sangat luar biasa.
Genggam semua ilmu yang telah didapat selama ini untuk menjadi bekal berkarya
demi keabadian diri. Mohon maaf jika selama membersamai sahabat saya mempunyai
kekurangan dan kesalahan. Uluran maaf setulus hati, bagi kesalahan yang mungkin
tak sengaja melukai. Selamat siang, sampai berjumpa lagi. Izinkan saya undur
diri. Wassalamualaikum,” ucap moderator menutup acara.
Komentar
Posting Komentar