Mantra Keempat Belas Bagi Penulis Pemula, Konsep Buku Non Fiksi

 

Judul                : Mantra Keempat Belas Bagi Penulis Pemula, Konsep Buku Non Fiksi

Resume Ke      : 14

Gelombang      : 28

Tanggal            : 8 Februari 2023

Tema                : Konsep Buku Non Fiksi

Narasumber     : Musiin, M.Pd

Moderator        : Yandri Novita Sari, M.Pd.

 

 


Kereta melaju pelan-pelan meninggalkan Stasiun Gambir. Aku pun tertarik untuk melihat kesibukan warga jakarta yang dilalui kereta melalui kaca jendela. Ada kerumunan manusia yang menunggu kereta KRL di Stasiun Jatinegara. Ada toko-toko di pinggiran Buaran yang penuh dengan dagangan dan karyawan yang sedang hilir mudik bekerja.

Damar berangkat sendiri menuju kota Jogjakarta. Ia pun duduk bersebelahan dengan seorang ibu yang dari tadi membaca buku berjudul Literasi Digital Nusantara.



“Keren sekalin judul bukunya, Bu!” Sapa Damar kepada seorang ibu yang duduk di sebelahnya.

“Iya, Pak! Bapak mau pergi kemana?” tanya ibu tersebut

“Saya mau ke Jogja, Bu! Oh iya, tadi kan kita belum berkenalan ya, Bu! Perkenalkan nama saya Damar.” ucap Damar.

“Saya Musiin, Pak Damar.” Ucap ibu tersebut dengan senyum.

“Wah, Ibu penulis buku yang sedang dibaca ya?” tanya Damar kaget.

“Ya, begitulah” jawab BU Musiin.

“Sepertinya, ibu hobi membaca buku ya, Bu?” tanya Damar.

“Iya, Pak! Saya suka membaca buku non fiksi.” Jawab Bu Musiin.

“Kalau saya suka buku fiksi, Bu. Kalau boleh tahu, apa sih buku non fiksi itu bu?” tanya Damar.

“Tulisan nofiksi adalah karya tulisan yang bersifat baku dan berdasarkan fakta. Tulisan yang memberikan informasi tentang fenomena-fenomena aktual yang terjadi yang dapat dibuktikan sumber kebenarannya dengan empirik.” Jawab Bu Musiin.

“ Kalau jenis-jenis tulisan non fiksi ada apa saja bu?” tanya Damar.

“Jenis-jenis tulisan non fiksi ada biografi, esai, makalah, artikel, karya tulis ilmiah, dan juga buku non fiksi.” Jawab Bu Musiin

“ Mengapa sih bu, orang-orang suka menulis. Padahal kan menulis itu susahnya minta ampun?” tanya Damar.

“Pramoedya Ananta Toer pernah berujar bahwa orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dari masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. Memang, menulis bukanlah keterampilan yang mudah. Tapi kalau kita berjuang dengan senang hati dalam menulis hal-hal yang kita suka, maka menulis pun akan terasa mudah.” Jawab Bu Musiin.

Kereta pun terus melaju, pemandangan hijau sawah di Karawang begitu menyejukkan mata. Sambil menikmati kopi, Damar pun melanjutkan percakapan dengan Bu Musiin.

“Bu, Musiin. Kalau boleh tahu, bagaimana sih proses menulis buku non fiksi?” tanya Damar.

“ Ada lima langkah dalam menulis buku non fiksi. Lima langkah tersebut adalah pratulis, menulis draft, merevisi draft, menyunting naskah, dan menerbitkan buku.” Jawab Bu Musiin.

Bu musiin juga menjelaskan lebih lanjut bahwa pada tahap pratulis ada beberapa tahapan yang harus dilewati. Tahapan tersebut adalah menentukan tema, menemukan ide, merencanakan jenis tulisan, mengumpulkan bahan tulisan, bertukar pikiran, menyusun daftar, meriset, membuat mind mapping, dan menyusun kerangka.

Setelah itu, Bu Musiin melanjutkan untuk menjelaskan langkah kedua dalam membuat buku fiksi yaitu membuat draft. Langkah tersebut bisa dilakukan dengan menuangkan konsep ke tulisan dengan prinsip bebas dan juga tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan.

Adapun langkah katiga yaitu merevisi draf. Langkah ini bisa dilakukan dengan merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian dan juga memeriksa gambaran besar dari naskah. Kemudian untuk langkah keempat adalah menyunting naskah sesuai dengan KBBI dan EYD. Penulis harus benar-benar memastikan bahwa ejaan, tata bahasa, diksi, data dan fakta, dan juga legalitas dan norma sudah dituliskan dengan baik dan benar.

Selanjutnya untuk langkah terakhir yaitu menerbitkan buku. Langkah ini bisa dilakukan dengan bekerja sama untuk menerbitkan buku melalui penerbit indie maupun mengirimkan naskah ke penerbit mayor.

Damar yang begitu antusias mendengarkan penjelasan Bu Musiin sangat terpukau dengan keluasaan wawasan Bu Musiin.

“ Bu Musiin, untuk menerbitkan buku biasanya kan diperlukan pengetahuan penulis akan pasar pembaca. Nah, untuk mengetahui trend yang sedang dibutuhkan pasar pembaca caranya bagaimana bu?” tanya Damar.

“ Untuk mengetahui suatu topik menarik atau tidak, bisa dicek di Google Trends. Kemarin saya baru saja mengecek trend yang menarik, salah satunya adalah tentang kurikulum merdeka. Jika bapak saat ini menulis buku tentang kurikulum merdeka pasti banyak pembaca yang memburu buku tersebut.” Jawab Bu Musiin.

Pak Damar dan Bu Musiin pun saling berbincang tentang dunia literasi terutama pembuatan buku non fiksi. Sambil berbincang, tak lupa mereka menikmati pemandangan alam bumi Pasundan dan juga Jawa karena jalur kereta api yang mereka lalui melintasi kedua provinsi tersebut.



Komentar

Postingan Populer